67.813 Warga Jateng jadi TKI di 137 Negara
Sekarang perbandingan sektor informal dan formal sudah hampir
Penulis: bakti buwono budiasto | Editor: agung yulianto
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Bakti Buwono
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Daya tarik menjadi tenaga kerja indonesia (TKI) masih cukup tinggi di Jawa Tengah. Hal itu tampak dari kesibukan ratusan calon TKI di kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI).
"Saya lagi ngurus berkas untuk jadi TKI di Hongkong nih," kata Indah (28), warga Pati di emperan gedung BP3TKI, Kamis (29/8/2013).
Perempuan berambut pendek itu langsung bercerita bahwa sebelum ke Hongkong, ia pernah menjadi TKI di Arab Saudi. Selama empat tahun, ia menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di sana. Januari lalu, ia baru pulang.
Kini, Indah memilih peruntungan baru di Hongkong. Pilihannya itu karena ia ingin pengalaman baru di negeri yang lain. Kini, ia tidak hanya bisa bahasa arab, tapi sekarang sedang berlatih bahasa kanton.
"Lumayaan sudah bisa beli tanah dan bangun rumah di kampung," ujarnya.
Warga Kendal, Sartini (41) mengemukakan hal serupa. Sejak tujuh tahun lalu, ia merantau ke Malaysia untuk mengadu nasib. Bahkan, logat bicaranya sekarang sudah menjadi melayu. Ia mengaku betah menjadi TKI karena bisa mencukupi kehidupan ekonomi keluarganya.
"Saya bisa menyekolahkan empat anak saya. Ini saya lagi ngurus cuti sebulan, nanti pulang lagi ke sana" ujarnya dengan logat Melayu.
Kepala BP3TKI Jateng, Abe Rahman menyebut hingga 27 agustus 2013, jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri mencapai 67.813 orang ke 137 negara. Sektor formal mencapai 28.090 dan informal 31.723.
Saat ini negara favorit para TKI masih di sekitar Malaysia, Hongkong dan Taiwan. Adapun daerah di Jawa tengah yang paling banyak mengirimkan TKI adalah kabupaten Kendal dan kabupaten cilaacap. Pengiriman TKI dua daerah itu mencapai 20 persen dari total keseluruhan tKI yang berangkat.
"Sekarang perbandingan sektor informal dan formal sudah hampir seimbang, 55 persen berbanding 45 persen. Dulu 25 persen formal dan sisanya informal," ucap Abe di ruangannya.
Saat ini, profesi formal yang sedang diminati adalah perawat untuk dikirim ke timur tengah. Namun, syaratnya cukup berat karena harus sudah punya pengalaman dan les tes bahasa.