Helikopter Basarnas Jatuh
MEWEK Baca Percakapan Wartawan Tribun Jateng dengan Anggota Basarnas Sebelum Heli Jatuh
Di balik peristiwa jatuhnya helikopter Basarnas di Temanggung pada Minggu (2/7) sore, wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo, punya kisah
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di balik peristiwa jatuhnya helikopter Basarnas di Temanggung pada Minggu (2/7) sore, wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo, punya kisah tersendiri. Berikut penuturannya.
"Mas, maaf lahir batin dulu. Sehat kan? Besok (Minggu, 2/7) ikut pantauan udara Basarnas ke Gringsing ya, kumpul pukul 08,00 WIB di Lanumad," ajak Maulana Affandi, Humas Basarnas Jateng melalui telepon kepada saya (Daniel wartawan Tribunjateng.com), Sabtu (1/7), sekitar pukul 14.30 WIB.
Saya pun mengiyakan ajakan bapak satu anak itu. Perbincangan kami melalui telepon berlanjut soal aktivitas selama Lebaran.
"Piket juga mas? Harus kuat. Jangan lupa minum susu," pesan Fandi, begitu saya memanggilnya, sebelum mengakhiri perbincangan telepon.

Jelang tengah malam, saya berpamitan dengan wanita pujaan melalui pesan singkat. Kami pun sempat bertengkar, lantaran harus membatalkan janji bertemu pada Minggu (2/7) pagi. Akhirnya, kami saling berdiam seharian.
Sebelum memastikan keberangkatan, saya menghubungi Arif Novianto (Vito), News Manager Tribun Jateng. Hal itu mengingat setiap jurnalis harus mendapat izin redaksi untuk melakukan peliputan ke luar kota.
"Kalau mau berangkat ya berangkat saja, tidak apa-apa," tulis Vito, sapaan Arief Novianto, membalas pesan singkat saya.
Begitu mendapat izin, saya segera mengisi daya powerbank dan kamera DSLR. Segala persiapan sudah lengkap, termasuk mengisi pulsa kuota untuk siaran langsung dari helikopter melalui Facebook, sebagaimana sudah biasa dilakukan LIVEREPORT Tribunjateng.com.
Usai mempersiapkan perbekalan, saya sempat menelepon seorang jurnalis TV swasta, Yusuf. Ia termasuk jurnalis yang dikatakan Fandi turut ke Gringsing untuk memantau arus balik Lebaran.
"Saya tidak berangkat bro, yang berangkat Hanif (rekan Yusuf-Red), karena Minggu pukul 05.00 pagi ada acara liputan di Pedurungan," tutur Yusuf.
Mengetahui Yusuf tak turut serta, saya berpikir kemungkinan perjalanan ke Gringsing kurang 'ceria' bagi saya.
Saya pun segera menghubungi Fandi sekitar pukul 22.05 WIB. Saya mengabarkan tak dapat turut serta pantauan udara ke Gringsing.
Pesan saya pun dibalas Fandi keesokan harinya, sekitar pukul 05.58 WIB. Dia mengetik kata: "Waduh", disertai emotikon cemberut.

Singkat cerita, Fandi telah tiba di Gringsing untuk melaksanakan pantauan udara lalu lintas arus balik.
Kami pun kembali bertegur sapa, ketika ada kejadian meletupnya kawah Sileri, Dieng di Banjarnegara.