Diguyur Hujan Dua Hari, Jembatan Desa Kaliurip Banjarnegara Putus
Jembatan penghubung antardusun sepanjang 10 meter dengan lebar 2,5 meter di Rt 2 Rw 3 dusun Sabrang Wetan putus karena pergerakan tanah.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: bakti buwono budiasto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG COM, BANJARNEGARA - Hujan yang turun menerus beberapa hari terakhir ini disambut riang sebagian masyarakat yang telah sekian lama dilanda kekeringan.
Namun, bagi masyarakat di desa Kaliurip, Madukara, hujan menerus dua hari terakhir ini justru membawa petaka bagi mereka.
Jembatan penghubung antardusun sepanjang 10 meter dengan lebar 2,5 meter di Rt 2 Rw 3 dusun Sabrang Wetan putus karena pergerakan tanah.
Kepala Desa Kaliurip Sudibyo mengatakan, peristiwa itu terjadi semalam, Rabu (27/9/2017).
Baca: Sasar Generasi Milenial, BRI Kanwil Semarang Luncurkan Kartu Kredit Easy Card, Ini Fasilitasnya
Selain dipicu pergerakan tanah, bangunan itu ambrol karena debit air sungai meluap pasca diguyur hujan lama.
"Biasa, kalau habis kering lama kemudian turun hujan deras memang sering terjadi longsor,"katanya, Kamis (28/9/2017)
Akibat jembatan longsor, akses warga yang biasa menggunakan jembatan itu terputus. Jalur itu pun ditutup total untuk pengendara, baik roda dua atau roda empat karena tidak memungkinkan dilalui.
Karena akses terputus, kata Sudibyo, mobilitas warga jadi terganggu. Aktivitas ekonomi penduduk pun tersendat karena jalur itu biasa dilalui untuk mengangkut produk pertanian, utamanya salak.
Baca: Banggar DPRD Kabupaten Semarang Larang Pemkab Terbitkan Surat Perintah Kerja Lewat Tanggal Ini
Saat musim panen, setiap hari, kurang lebih 40 ton salak dari petani diangkut kendaraan truk melalui jalur itu untuk dibawa ke kota hingga luar kota.
Kini, salak-salak itu harus dioper ke kendaraan lain yang menunggu di seberang jembatan sehingga membutuhkan ongkos lebih tinggi.
Jika tidak, mereka harus mengambil jalan alternatif melalui dusun Krajan-Pucung-Rakitan Madukara. Risikonya, mereka akan keluar ongkos lebih tinggi karena kendaraan harus memutar sejauh sekitar 2 kilometer.
Kondisi jembatan itu sebelumnya memang telah memprihatinkan.