Porsesi Adang Sego Jadi Puncak Perayaan Maulud Nabi di Keraton Solo, Ini Rangkaiannya
Alunan musik langgam menggema di sekitaran lokasi, membuat suasana semakin sakral.
Penulis: akbar hari mukti | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Rangkaian Puncak perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, ditutup lewat acara santap siang bersama di Kajogan, Dalem Ageng, Keraton Solo, Senin (4/12/2017).
Prosesi itu dilakukan setelah melangsungkan rangkaian upacara adat Adang Sego, atau menanak nasi, yang bertujuan untuk membagikan nasi kepada masyarakat, pada Minggu (3/12/2017) malam.
Adapun sejak pukul 09.30 WIB, Kajogan, Dalem Ageng Karaton Surakarta mulai dipadati segenap abdi dalem dan sentana dalem keraton.
Alunan musik langgam menggema di sekitaran lokasi, membuat suasana semakin sakral, setelah sebelumnya wewangian kemenyan bercampur aroma pandan wangi mulai memenuhi lokasi tersebut.
Baca: Gadis Manis Ini Beralih Profesi dari Taekwondo ke Sepak Bola, Ini Alasannya
Pukul 11.00 WIB, Sinuhun Paku Buwono XIII memasuki tempat upacara dengan menempatkan diri di tengah-tengah, bertempat di Ndalem Probosuyoso Pakoe Boewono.
Meski demikian, porsesi terakhir Adang Sego baru dimulai pada pukul 12 siang.
Tampak di depan tempat duduk Sinuhun telah tersedia meja panjang berisi piring serta nasi hasil Adang semalam.
Nasi tertata di wadah porselin yang juga merupakan pusaka keraton bermama Nyai Blawong, Nyai Satigi, Nyai Sepet, dan Nyai Lembah Sentana.
Tak lama, ulama Keraton Surakarta mulai memimpin pembacaan doa dalam prosesi selamatan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Inti selamatan adalah pembacaan doa memuji kebesaran Tuhan, mengucap puji syukur atas karuniaNya, dan memohon pahala kepada Allah," ucap KGPH Dipokusumo di sela kegiatan.
Usai doa, tampak Sinuhun mengambil satu centong nasi dan ditaruh di atas piring.
Hal tersebut diteruskan oleh putri Sinuhun yang membagi-bagikan nasi kepada semua yang hadir.
"Walau jumlah nasi dalam wadah itu terbatas, tetapi ketika dimakan oleh yang datang, maka pasti cukup. Semua mendapat bagian satu kepal," beber Dipo.