Pesawat Tempur Sukhoi Milik Rusia Jatuh Tertembak di Suriah
Sebuah pesawat Sukhoi Su-25 milikRusia ditembak jatuh di wilayah yang dikuasai pemberontak di dekat provinsi Idlib, Suriah.
TRIBUNJATENG.COM, DAMASKUS — Sebuah pesawat Sukhoi Su-25 milikRusia ditembak jatuh di wilayah yang dikuasai pemberontak di dekat provinsi Idlib, Suriah.
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan, pilot berhasil lolos dari penembakan di udara dengan menggunakan kursi pelontar. Namun, pilot mendarat di daerah yang diyakini dikuasai kelompok aliansi Hayat Tahrir Al Sham.
Meskipun pilot selamat dalam insiden pesawat, dia tewas dalam pertempuran di darat.
Hayat Tahrir Al Sham, yang sebelummya terkait Al Qaeda, menyatakan telah menembak jatuh pesawat.
Baca: WARGANET GERAM, Lihat Kelakuan Pria Yang Begituan dengan Anjing di Malaysia
Seperti diketahui, Pemerintah Suriah yang didukung pasukan udara Rusia melakukan serangan besar terhadap kelompok pemberontak di Idlib pada Desember lalu.
Kelompok pemantau menyebutkan Sukhoi Su-25, beroperasi di kota Maaaran, Idlib, di dekat lokasi pertempuran darat.
Kelompok ini menyebutkan puluhan pesawat Rusia meluncurkan serangan dalam 24 jam sebelumnya.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan, pesawat tersebut tertembak dan terbakar sebelum berputar jatuh ke darat.
Baca juga: Lindungi Pengungsi, Turki Didesak Buka Perbatasan dengan Suriah
Rekaman video lainnya memperlihatkan bangkai pesawat dengan gambar bintang merah di bagian sayap.
" Pilot memiliki waktu yang cukup untuk melaporkan bahwa dia telah melontarkan diri ke daerah yang dikuasai militan," ujar Kementerian Pertahanan Rusia.
"Dalam sebuah pertempuran dengan teroris, pilot terbunuh," tambahnya.
Baca: DUH! Seusai Kasus Guru Tewas Dihajar Murid, Kini Beredar Video Siswa Tantang Kepsek Sampai Buka Baju
Sebuah pernyataan yang dirilis di media sosial kelompok Hayat Tahrir Al Sham mengklaim telah menembak pesawat dengan menggunakan peluncur rudal bahu.
Kelompok itu menyatakan, pesawat melakukan serangan udara di atas daerah di dekat kota Saraqeb. Hayat Tahrir Al Sham beroperasi di wilayah selama beberapa tahun dengan menggunakan sejumlah nama yang berbeda. (BBC Indonesia)