Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2019

Paslon Capres-cawapres, Hacker Rusia, Media Sosial dan Perang Udara

Peretas Rusia yang dimaksud juga merupakan 'think-tank' saat kampanye pemenangan Donald Trump di Amerika Serikat pada 2016.

Editor: iswidodo
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Bakal Calon Presiden Joko Widodo bersama Bakal Calon Wakil Presiden Maruf Amin dan Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto dan Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno saat menghadiri rapat pleno penetapan nomor urut Capres dan Cawapres di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018). Jokowi dan Maruf Amin mendapatkan nomor urut 1 dan Probowo Sandi nomor urut 2. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sejumlah peretas atau hacker asal Rusia disebut-sebut telah berada di Indonesia.

Mereka disebut telah tiba pada saat pencalonan presiden sedang berjalan.

Peretas Rusia yang dimaksud juga merupakan 'think-tank' saat kampanye pemenangan Donald Trump di Amerika Serikat pada 2016.

Bukan hanya di AS, para peretas ini juga pernah terlibat di dalam delapan pilpres negara lainnya.

Hal itu diungkapkan oleh pengamat intelijen, Nuruddin Lazuardi, kepada Tribun di Jakarta, Senin (24/9).

Berdasar data yang dimilikinya, Nuruddin menjelaskan, para peretas tersebut sudah bertemu dengan beberapa petinggi partai politik di Indonesia.

"Iya saya sudah tahu soal itu. Ada pembicaraan antara mereka dengan beberapa politisi. Tim ini sudah ada sejak lama dan itu hal yang biasa saja," ungkap Nuruddin.

Namun, dia masih belum tahu apakah dalam pembicaraan tersebut agen Rusia ini mengatasnamakan pemerintah Rusia atau bergerak membawa institusi perusahaan. "Nah yang itu saya belum tahu. Apa mereka atas nama pemerintah Rusia atau murni bisnis, saya tidak paham," ujarnya.

Dalam pekerjaannya, peretas dari Rusia ini akan lebih banyak bermain di media sosial, sama halnya saat kampanye Trump di Amerika Serikat. Mereka, lanjutnya, akan bermain di algoritma media sosial.

"Mereka akan mengandalkan teknologi yang dimiliki untuk Pilpres 2019 ini. Mereka main di Facebook dan Twitter khususnya. Kalau Instagram saya pikir tidak," jelas dia.

Caranya, agen tersebut akan 'memotong' algoritma di jejaring Facebook dan Twitter yang mengunggah konten tidak menyenangkan bagi pasangan calon yang dibela. Selain itu, mereka juga akan memviralkan pasangan calon yang dibela di semua media sosial. Ketika sudah viral, maka konten tersebut akan diangkat menjadi pemberitaan oleh media arus utama.

"Mainnya di viral. Kalau ada konten yang menyudutkan, biasanya oleh mereka di-"cut" langsung. Kalau sudah viral, nanti kan jadi berita juga di media mainstream," urainya.

Nuruddin enggan menjawab saat ditanya untuk siapa para agen tersebut bekerja. "Ya lihat saja nantilah. Siapa yang beri jatah banyak untuk Rusia kalau menang, ya itu dia yang pegang," tukasnya.

Tribun mencoba mengklarifikasi informasi tersebut ke dua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.

Wakil Direktur Informasi dan Teknologi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno, Vasco Ruseimy, membantah adanya peran agen yang menaungi hacker asal Rusia itu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved