Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Persatuan Guru NU Jateng Ajak Anggotanya Ajarkan Islam yang Anti Radikalisme

Persatuan Guru NU (Pergunu) Jawa Tengah bersama Universitas Dipengoro menggelar seminar nasional "Moderasi Islam di Indonesia

Penulis: hermawan Endra | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Hermawan Endra Wijonarko
Persatuan Guru NU (Pergunu) Jawa Tengah bersama Universitas Dipengoro menggelar seminar nasional "Moderasi Islam di Indonesia, Rujukan Peradaban Dunia" di Gedung Kewirausahaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang, Sabtu (20/10).   

Laporan Wartawan Tribun Jateng Hermawan Endra Wijonarko

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Persatuan Guru NU (Pergunu) Jawa Tengah bersama Universitas Dipengoro menggelar seminar nasional "Moderasi Islam di Indonesia, Rujukan Peradaban Dunia" di Gedung Kewirausahaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang, Sabtu (20/10/2018).

Seminar diikuti ratusan peserta, diantaranya guru, ustadz, dan mahasiswa anggota Perbunu Jateng. Menghadirkan lima narasumber antara lain Rektor Undip, Yos Johan Utama dan Guru Besar Hukum Islam Universitas Wahid Hasyim, Noor Ahmad.

Selain itu hadir pula, Ketua Pimpinan Wilayah Pergunu Jateng, HM Faojin, Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Kadir, Komisi IV DPR RI, Fadholi serta Dewan Penasihat PW Pergunu Jateng, M Zen.

Ketua Pimpinan Wilayah Pergunu Jateng, HM Faojin, menjelaskan seminar ini dilatar belakangi karena belakang Islam sedikit tergeser dan disalah artikan dengan stigma yang terkesan radikal.

Bahkan stigma tersebut meluas hingga ke tataran global. Padahal Islam sendiri mengajarkan dan memunculkan kedamaian, bertolak belakang dari stigma negatif yang dikenal radikal.

Lewat seminar ini diharapkan ada kesamaan visi dalam mengenal Islam, yaitu agama yang mengajarkan kedamaian. Sehingga diharapkan anggota Perbunu merupakan tenaga pengajar seperti dosen, guru, ustad yang memiliki pengaruh kepada anak didiknya bisa menyebarluaskan Islam yang sesungguhnya.

Sejak dibentuk tahun 2010, saat ini jumlah Pergunu Jateng mencapai 50.000 orang. Menurutnya, acara ini akan digelar di berbagai daerah di wilayah kerjanya seperti Solo, Kudus, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Rektor Undup, Yos Johan Utama mengatakan bagi Undip sendiri, tema dialog ini memang sesuai komitmen kampus yang terus berupaya mendidik dan membentuk karakter mahasiswa menjadi generasi teladan dengan beraneka ragam perbedaan, agama, suku dan lain sebagainya.

Undip selalu menekankan prinsip toleransi. Salah satu langkah konkret yang dilakukan Undip yaitu dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua golongan, suku untuk bisa menikmati pendidikan di Undip.

Caranya melalui sistem subsidi silang. Mahasiswa yang secara ekonomi mampu memberikan bantuan pendanaan kepada mahasiswa kurang mampu. "Sehingga bisa didapatkan mahasiswa tidak mampu yang jumlahnya 30 persen dari total mahasiswa Undip bisa kuliah di sini," imbuhnya.

Selain itu, upaya lainya adalah dengan memberikan afirmasi khusus kepada masyarakat di daerah tertinggal, terpencil dan terluar untuk kuliah di Universitas Dipengoro. Berbagai upaya ini diharapkan memunculkan rasa solidaritas.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved