Lion Air Jatuh
Kisah Miftakhul, Warga Brebes yang dari Bumiayu Berjuang Agar Tak Ketinggalan Lion Air
Anaknya bernama Miftakhul Ilmi seharusnya menjadi satu penumpang pesawat Lion Air JT610. Ia tertinggal pesawat lantaran terjebak kemacetan
TRIBUNJATENG.COM - Rukhamah, warga Kecamatan Bumiayu, Brebes, bernapas lega dan bersyukur anaknya batal naik pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi.
Anaknya bernama Miftakhul Ilmi seharusnya menjadi satu penumpang pesawat Lion Air JT610. Ia tertinggal pesawat lantaran terjebak kemacetan.
"Dari Bumiayu semalam Minggu (28/10). Terus busnya kejebak macet jadi telat," kata Rukhamah.
Miftakhul merupakan anak keempat Rukhamah yang bekerja di bagian teknik bandara di Pangkalpinang.

Sebelum tiba di bandara, Miftakhul sempat berkomunikasi dengannya.
"Senin pagi pukul 05.30 WIB dia bilang kena macet dan kemungkinan telat. Pesawat berangkat sekitar pukul 06.00 WIB. Dan benar dia telat 10 menit," ucapnya sembari bersyukur.
Sebelum berangkat untuk kerja, dia mengatakan kepada ibunya agar menjaga istri dan anaknya yang baru beberapa hari dilahirkan.
"Anaknya baru 10 bulan dilahirkan. Saat dia berangkat, dia mengatakan 'Nitip anak karo istri ku'," tuturnya.
Ia mengatakan, anaknya yang merupakan lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug sudah berangkat ke Pangkal Pinang dengan menggunakan pesawat pukul 10.00 WIB.
"Selama di pesawat dalam perjalanan itu dia menangis terus. Beruntung masih dikasih umur panjang. Skenario Allah membuat jalan macet 10 menit sangat menentukan dan luar biasa," ujarnya.
Baca: Inilah 5 Pramugari Lion Air JT 610 yang Bertugas Dalam Penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang
Baca: BERITA LENGKAP: Inilah Berita Lengkap dan Kronologi Lion Air Hilang Kontak
Baca: Sebelum Pesawat Lion Air Jatuh, Pilot Sempat Minta Kembali ke Bandara Soekarno-Hatta
Baca: Bantah Dugaan Amien Rais soal KPK, Mahfud MD: Bagaimana Tebang Pilih? Jangan Takut KPK
* Warga Tegal masuk manifest