Ada Oknum yang Potong Anggaran Program RTLH Pemkot Semarang, Ketua DPRD Lakukan Sidak
Program bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) yang digelontorkan Pemkot Semarang bagi warga kurang mampu.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) yang digelontorkan Pemkot Semarang bagi warga kurang mampu, tak sepenuhnya berjalan maksimal.
Dari anggaran yang dikucurkan tiap rumah Rp 15 juta, justru hanya Rp 7 juta yang diterima warga.
Anggaran RTLH tersebut diduga disunat oknum tertentu sehingga angka bantuan yang diterima tidak sesuai.
Kondisi tersebut warga terpaksa mencari pinjaman uang untuk menambah biaya perbaikan rumahnya.
Seorang warga RT 3 RW 11, Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, Sri Widayanti (53) mengatakan, ia hanya menerima anggaran Rp 7 juta saja.
• Ciptakan Aplikasi Untuk Gadget, PT Pegadaian Kanwil Semarang Bidik Generasi Milenial
Ia mengeluhkan anggaran tersebut karena sepengetahuannya anggaran rehab pada bantuan RTLH sebesar Rp 15 juta.
"Saya diberitahu kalau bantuannya Rp 15 juta. Itu dipotong pajak 10 persen, ongkos tukang Rp 2,5 juta, namun kita kenyataannya hanya mendapatkan Rp 7 juta dari sisa
tersebut," kata Widayanti, Jumat (7/12/2018).
Ia tidak tahu bagaimana perhitungannya sehingga anggaran yang diterima terpotong lebih dari 50 persen.
Padahal jika dihitung antara pajak dan biaya tukang, harusnya anggaran RTLH masih Rp 11 juta.
Dengan anggaran hanya Rp 7 juta saja, saat ini dirinya tidak bisa menyelesaikan rehabilitasi rumahnya.
Ia terpaksa harus mencari uang tambahan dengan meminjam kepada saudara dan tetangga.
"Mulai dibangun sudah 2 minggu yang lalu. Ini penambahan saja pakai uang pribadi dari pinjam tetangga. Karena dari anggaran pemerintah Rp 15 juta tidak mencukupi kalau hanya Rp 7 juta ditambah Rp 2, 5 juta untuk tukang," jelasnya.
• Paduan Suara SMP Domenico Savio Semarang Raih Dua Emas di Asia Cantate Choral Festival
Widayanti mengeluhkan terpotongnya anggaran sampai Rp 4 juta yang tak jelas itu.
Pasalnya, selain rehab rumahnya yang berukuran 7x8 meter tersebut tidak selesai, ia juga masih harus terbebani hutan kepada tetangga dan saudara.