Tsunami Banten
Erupsi Setiap Hari Sejak 29 Juni 2018, Gunung Anak Krakatau Tumbuh 4 Meter per Tahun
Sejak Krakatau meletus tahun 1883 dan sebabkan tsunami setinggi 40 meter, lahirlah Gunung Anak Krakatau yang tumbuh 4 m per tahun. Sejak 29 Juni 2018,
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Tsunami di Selat Sunda yang menerjang pesisir pantai Banten dan Lampung, pada Sabtu (23/12/2018) pukul 21:33 WIB diawali dengan surutnya air laut.
Badan Geologi mendeteksi pada hari Sabtu (22/12/2018) pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.
Saat itu, seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus, namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan.
Kemungkinan, material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan secara resmi bahwa tsunami telah terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda.
Tsunami terjadi Sabtu (22/12/2018) malam sekitar pukul 21.33 WIB, menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Perlu diketahui, erupsi Krakatau kini terjadi hampir setiap hari sejak 29 juni 2018.
Dikutip dari Geo Magz, Majalah Geologi milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Anak gunung api ini tumbuh 4 m per tahun.
Gunung Anak krakatau lahir pada tahun 1929, usai terjadi ledakan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menyebabkan tsunami Banten dan tsunami Lampung setinggi 40 meter.
Selama dua tahun sampai 15 Januari 1929 terjadi rentetan semburan air laut ke udara di pusat Kompleks Gunung Krakatau.
Pada 20 Januari 1929, asap meniang keluar dari tumpukan material gunung api yang baru muncul di permukaan, yang mulai tumbuh dari kedalaman laut 180 m. Itulah gunung yang baru lahir yang diberi nama Gunung Anak Krakatau.
• Gunung Anak Krakatau Erupsi Tiap Hari Sebabkan Tsunami Banten, Status Waspada Ditetapkan Sejak 2012
• Foto-foto Lawas Kelahiran Gunung Anak Krakatau 1929, Mulai Tumbuh dari Kedalaman Laut 180 Meter
• Tahun 1883 Krakatau Pernah Meletus Sebabkan Tsunami Banten dan Lampung Setinggi 40 Meter

Sejak munculnya di permukaan laut pada 1929 hingga saat ini, pertumbuhan Gunung Anak Krakatau terbilang cepat. Selama 80 tahun, sampai dengan 2010, tingginya sudah mencapai 320 m dpl, estimasi percepatan pertumbuhannya rata-rata 4 m per tahun.
Aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau sejak 1992 sampai dengan 2001 terjadi hampir setiap hari.
Selama sembilan tahun, Anak Krakatau bertambah tinggi lebih dari 100 m dan penambahan areanya seluas 378.527 m2.
Apabila pertambahan tinggi dan volume konsisten, maka diperkirakan pada tahun 2020 volume Gunung Anak Krakatau akan melebihi volume Gunung Rakata, Gunung Danan, dan Gunung Perbuwatan (11,01 km3) menjelang letusan katastrofis Gunung Krakatau pada Agustus 1883.