Terpisah dari Orangtua, Asep Lari Sekencang Mungkin Membawa Adik Perempuannya Menghindari Tsunami
"Sep bangun ada tsunami, bangun Sep," ucap Asep mengulang perkataan kakak perempuannya ketika membangunkannya
TRIBUNJATENG.COM - Asep (15) yang tengah tertidur pulas di atas kasur empuk di dalam kamarnya, tiba-tiba terbangun usai kakak perempuannya berteriak histeris.
"Sep bangun ada tsunami, bangun Sep," ucap Asep mengulang perkataan kakak perempuannya ketika membangunkannya.
Sontak, Asep pun langsung lompat dari kamarnya dan berlari ke luar dari dalam rumahnya yang ada di kawasan Pelelangan Ikan, Labuan, Pandeglang, Banten.
Sesampainya Asep di luar rumah, Asep kaget melihat ombak setinggi lebih dari lima meter menerjang kawasan Pelelangan Ikan Labuan.
Tak langsung melarikan diri, Asep pun kembali masuk ke dalam rumah untuk membangunkan adik kecil perempuan Sela yang masih tertidur pulas.
• Apoy Wali Sebut Pihak Keluarga Tak Izinkan Aa Gym Mengasuh Anak Aa Jimmy
• 15 Menit Sebelum Tsunami Banten, Kembaran Ifan Seventeen Sudah Perkirakan Tempat Lari
• Cerita Mahasiswa Undip Selamat dari Tsunami Selat Sunda, Berlindung di Mushola
• Sebelum Tsunami Banten, Manajemen Seventeen Bertanya Kenapa Letak Panggung Membelakangi Laut
• Film Krakatoa The Last Days Kisahkan Gunung Krakatau Meletus 1883, Letusan Dahsyat Sebelum Tsunami
Kemudian, Asep pun langsung lari bersama Sela ke arah gunung untuk menyelamatkan diri.
"Saya langsung bangunin adik Sela, terus lari sekencang-kencangnya ke arah gunung," kata Asep kepada TribunJakarta.com, Sabtu (29/12/2018).
Ketika berlari, ia pun menuturkan sudah tidak melihat kakak perempuan dan kedua orang tuanya lagi.
Ia pun terpisah dengan keluarganya, dan terus berlari mengikuti warga yang panik berhamburan ke arah dataran tinggi.
"Teteh udah gak tau kemana, emak sama bapak juga gak tahu kemana, saya cuma berdua Sela terus lari ikut tetangga," imbuhnya.
Setibanya di gunung, Asep sangat bersyukur bisa berjumpa kembali dengan seluruh anggota keluarganya.

Asep (15) dijumpai TribunJakarta.com usai meninjau kondisi rumahnya di kawasan Pelelangan Ikan Labuan, Pandeglang, Banten, pasca diterjang tsunami Selat Sunda. (TRIBUNJAKATA.COM/DWI PUTRA KESUMA)
Namun, kawasan tempat Asep tinggal porak poranda diterjang tsunami Selat Sunda yang menerjang wilayah Pandeglang, Banten, pada Sabtu (22/12/2018) silam.
Ia menuturkan, keluarganya masih enggan kembali ke rumah, meskipun rumahnya tetap berdiri kokoh dan hanya sempat terendam air setinggi dua meter.
"Masih belum berani kang, kalau siang gini berani nengok rumah. Kalau sudah malam mending balik ke pengungsian di gunung, masih takut," ujar Asep kepada TribunJakarta.com.
(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Asep Lari Kencang Membawa Adiknya ke Arah Gunung saat Sang Kakak Teriak 'Ada Tsunami')