Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Pantura

Cerita Ganjar Pranowo Begadang Semalaman: Kalau Masih Ada Kekurangan, Langsung Hubungi Saya

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus memantau bencana banjir yang melanda kawasan Pantai Utara (Pantura) Jateng

Penulis: faisal affan | Editor: muslimah
Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan arahan kepada 29 pejabat yang dilantik di Gedung Gradhika, Jalan Pahlawan Semarang, senin (28/1/2019) siang. Ia menekankan kepada seluruh opd untuk saling gotong royong, terutama terkait bencana. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus memantau bencana banjir yang melanda kawasan Pantai Utara (Pantura) Jateng.

Bahkan, Ganjar mengaku harus begadang semalaman untuk mengetahui situasi banjir yang terjadi dari mulai Demak hingga Pekalongan itu agar dapat menggerakkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk terjun langsung ke lapangan.

"Semalam saya lek-lekan (begadang) mantau banjir di Pantura, masyarakat berteriak di mana kita (pemerintah)," ujar Ganjar di sela Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas dan Pejabat Fungsional di Lingkungan Pemprov Jateng, di Gedung Gradhika, Senin (28/1).

Ganjar menyebutkan, melalui akun media sosialnya (medsos), Ganjar memperoleh mention dari satu di antara akun radio yang tengah memawancarai warga korban banjir di Pekalongan. 

Para pelajar membantu menyiapkan nasi bungkus di lokasi pengungsian dan dapur umum Gor Jatayu Kota Pekalongan untuk korban banjir, Senin (28/1/2019).
Para pelajar membantu menyiapkan nasi bungkus di lokasi pengungsian dan dapur umum Gor Jatayu Kota Pekalongan untuk korban banjir, Senin (28/1/2019). (TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)

Di tengah wawancara tersebut, masyarakat setempat mengaku belum memperoleh bantuan. Pihaknya khawatir kondisi itu dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi keadaan.

"Dia berkomentar belum menerima bantuan. Saya tekankan kalau bencana jangan dieksploitasi, kalau masih ada kekurangan langsung hubungi saya. Karena gampang," ujarnya.

Di tengah suhu politik jelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu), kondisi bencana rawan dimanfaatkan untuk politisasi menjatuhkan personal maupun instansi.

Jika hal itu sampai terjadi, masyarakat korban bencana lah yang paling dirugikan.

"Seperti itu bisa digoreng sampai gosong terutama menjelang Pilpres. Maka kondisi itu saya pantau terus lewat medsos. Cara ini yang kita pakai untuk melayani masyarakat," katanya.

Sampai akhir Januari

Terjadinya banjir di wilayah Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Kendal, ternyata sudah diperkirakan oleh BMKG, Badan Informasi Geospasial, dan DJSDA-PU (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum).

Empat ton beras dan 110 kotak telur dihabiskan untuk menyuplai korban banjir di Kota Pekalongan.
Empat ton beras dan 110 kotak telur dihabiskan untuk menyuplai korban banjir di Kota Pekalongan. (TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)

Empat hari yang lalu tepatnya tanggal 24 Januari 2019, akun Twitter BMKG Jateng sudah mempublikasikan peta prakiraan daerah potensi banjir di Jawa Tengah.

Berdasarkan data dari peta tersebut, daerah yang berpotensi tinggi terkena banjir pada dasarian III (21-31 Januari 2019) yakni pesisir utara Pemalang.

Sedangkan wilayah Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Kendal berpotensi menengah.

Menurut keterangan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, potensi rawan banjir dianalisis dari beberapa faktor.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved