Menganggap Hitungan Kacau, Puluhan Pendemo Minta Ketua KPU Jateng Mengundurkan Diri
KPU Jawa Tengah mengizinkan masuk sekitar 20 pendemo yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Rakyat Mengawal Suara Rakyat.
Penulis: faisal affan | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah mengizinkan masuk sekitar 20 pendemo yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Rakyat Mengawal Suara Rakyat, Jumat (10/5/2019).
Mereka diizinkan masuk bertemu dengan ketua KPU Jateng usai Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji bernegosiasi dengan pihak KPU.
Pengawalan ketat dilakukan sejak di lokasi demo, tepatnya depan Polda Jawa Tengah hingga kantor KPU Jawa Tengah.
Sebelum memasuki ruang rapat yang berada di lantai 1 kantor KPU, setiap pendemo diperiksa tas dan tubuhnya untuk menghindari barang-barang terlarang masuk.
• Jenderal TNI Ngamuk di Acara Kopassus, Banting Baret Merah
• Wiranto Menghela Nafas Setelah Dengarkan Kivlan Zen soal Media
• Belum Siuman, Kasat Reskrim Korban Bentrok PSHT dan Winongo di Wonogiri Akan Dibawa ke Singapura
• Isi Percakapan di WA Terbongkar, Saling Kirim Foto Tak Senonoh, Remaja Ini Dipolisikan
Setelah dipersilahkan duduk, Ketua KPU Jawa Tengah Yulianto Sudrajat dan Komisioner KPU Jateng Muslim Aisha datang menemui perwakilan pendemo.
Muhshin, satu di antara pendemo yang hadir mengatakan terima kasih sudah diberi kesempatan untuk melakukan mediasi langsung dengan ketua KPU Jawa Tengah.
"Saya ucapkan terima kasih sudah diberikan kesempatan.
Ini adalah aksi kedua setelah tanggal 26 April 2019.
Saat itu yang menemui kami adalah Pak Ikhwanudin dan Pak Zaki.
Tapi berjalannya waktu kami melihat penghitungan suara semakin kacau.
Maka kami hadir di sini untuk menyalurkan aspirasi," bebernya.
Muhshin mengaku prihatin dengan kondisi politik saat ini.
Semakin hari meninggalnya petugas KPPS semakin bertambah.
"Apa gerangan? Mengapa bisa demikian?
Seharusnya KPU mengusutnya.