Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Menganggap Hitungan Kacau, Puluhan Pendemo Minta Ketua KPU Jateng Mengundurkan Diri

KPU Jawa Tengah mengizinkan masuk sekitar 20 pendemo yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Rakyat Mengawal Suara Rakyat.

Penulis: faisal affan | Editor: suharno
TRIBUN JATENG/FAIZAL M AFFAN
Ketua KPU Jateng Yulianto Sudrajat dan komisioner KPU Muslim Aisha menemui perwakilan pendemo untuk menyampaikan aspirasinya, di kantor KPU Jateng, Jumat (10/5/2019). Dalam tuntutannya, mereka ingin ketua KPU dan Bawaslu mengundurkan diri. 

Kami kecewa dengan kinerja KPU.

Sebanyak Rp 25 triliun digelontorkan untuk penyelenggaraan Pemilu tetapi kecurangan masih banyak terjadi," tegasnya.

Kemudian, dihadapan Ketua dan Komisoner KPU, Muhshin menjelaskan empat tuntutan kepada KPU Jawa Tengah.

Pertama, penyelenggara Pemilu 2019 dalam hal ini KPU dan Bawaslu tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya sesuai aturan yang berlaku.

"Karena itu, demi tegaknya demokrasi, kedaulatan tetap berada di tangan rakyat, maka kami memberikan 'Kartu Merah' kepada penyelenggara Pemilu," teriaknya sembari memberikan kartu merah yang disambut takbir sebanyak tiga kali.

Real Count KPU Jateng Hingga Kamis, Jokowi-Amin 11.385.329 Suara, Prabowo-Sandi 3.280.245 suara

Kemudian, tuntutan kedua, mengingat korban berjatuhan mencapai angka yang tidak wajar, pendemo menuntut adanya autopsi kepada korban supaya penyebab kematian massal dapat terungkap dengan terang.

"Ketiga, agar keterbelahan di masyarakat tidak terus berkembang, untuk itu kami menuntut dibentuknya tim pencari fakta.

Supaya melakukan audit forensik atas IT Situng yang digunakan KPU," jelasnya.

Terakhir, karena banyaknya indikasi kecurangan dalam Pemilu 2019, pendemo meminta Komisioner KPU dan Komisioner Bawaslu mundur dari jabatannya.

Dengan wajah capek, Ketua KPU Jawa Tengah, Yulianto Sudrajat, menanggapi tuntutan-tuntutan yang sudah dibacakan perwakilan pendemo.

Drajat panggilannya, mengatakan belum bisa menemui pendemo di lokasi demo dikarenakan masih melakukan rapat pleno terbuka.

"Rapat ini kami lakukan maraton sejak tanggal 6 Mei 2019.

Setiap hari paling tidak kami baru selesai melakukan rekapitulasi pukul 01.00 dini hari.

Hari ini puncaknya supaya segera bisa kami serahkan ke KPU RI," tegasnya.

Drajat menambahkan, hingga saat ini ia akan terus bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved