Kisah Pemudik Pemalang-Surabaya Pakai Motor Tua Dinaiki 5 orang
Mudik atau pulang ke kampung halaman saat lebaran menjadi kebiasaan sebagian besar umat Islam di Indonesia.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Mudik atau pulang ke kampung halaman saat lebaran menjadi kebiasaan sebagian besar umat Islam di Indonesia.
Akibatnya jalan akan dipadati kendaraan.
Masing-masing ingin sampai ke kampung halaman demi menikmati suasana lebaran.
Ada banyak alasan untuk mudik saat lebaran.
Mulai dari alasan ingin bertemu orangtua, ada juga yang ingin nostalgia dengan kampung di mana dia dilahirkan.
Misalnya saja Yoan Heru.
Pria ini setiap tahun pasti menyempatkan waktu untuk mudik dari Comal Pemalang le Gubeng, Surabaya.
• Kecelakaan Mudik Lebaran : Keluarga Kusna Gagal Mudik ke Klaten, Dua Tewas di Jalan Tol Pemalang
• Gibran Akan Beri Teguran Keras, Kaesang Pangarep: Maaf Sudah Mengecewakan Kakak
• Sore Ini, Prabowo Berencana Temui SBY untuk Berbelasungkawa
• Kronologi Penangkapan Siswa SMK Yang tepergok Curi Bra Tetangga, Inilah Motifnya
Anak dan istrinya selalu diajak pulang ke tempat di mana dia dilahirkan.
Semangat untuk pulang semakin membaja.
Apalagi dibarengi dengan niat dari dalam hati Yoan untuk bertemu dengan seorang ibu.
Tidak ada kendaraan mewah baginya untuk pulang ke Surabaya.
Hanya bermodalkan sepeda motor tua Suzuki Tornado 2 tak dia membawa istri dan 3 anak menyusuri jalur Pantura sampai tiba di Surabaya.
Jadi motor tua itu dinaiki oleh 5 orang.
Sedianya Yoan memiliki 4 anak.
Karena jok kendaraannya tak lagi mampu menampung semua anaknya, terpaksa anak pertamanya tidak diajak mudik ke Surabaya.
Minggu (2/6/2019) dia berangkat dari Comal sekitar pukul 15.00 WIB.
Sampai Kudus pada Senin dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.
Dia menyempatkan diri istirahat di posko mudik yang didirikan BPBD Kudus di depan Terminal Induk Jati.

Di posko, Kepala BPBD Kudus Bergas Catursari Penanggungan menjamunya.
Yoan sedikit menghela napas guna menghalau lelah.
Sedangkan istri anak-anaknya yang masih kecil istirahat barang sejenak untuk kemudian lanjut lagi perjalanan.
Bagi Yoan menempuh jarak sekitar 428 kilometer dengan motor tua yang dinaiki lima orang tidak ada patokan waktu kapan harus sampai tujuan.
Meski harus ditempuh lebih dari 24 jam waktu perjalanan pun akan dilakoninya asalkan sampai ke Gubeng dan bertemu ibunya.
Padahal jika berdasarkan aplikasi Google Maps, jarak Comal sampai Gubeng normalnya ditempuh dengan waktu 9 sampai 10 jam.
"Di Surabaya kangen orang tua.
Di sana tinggal ibu sendiri," kata Yoan saat ditanya Bergas.
Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan pengiriman paket ini mempersunting perempuan asal Comal Pemalang.
Sudah 15 tahun dia tinggal di sana.
Kerinduan kepada orang tualah yang membuatnya harus pulang saat lebaran.
Apa yang dilakukannya diyakini sebagai bakti seorang anak kepada ibu.
"Saya meyakini dengan niat dan doa restu ibu Insya allah selamat sampai tujuan.
Hal ini sudah berlangsung setiap tahun tidak hanya tahun ini saja," kata Yoan.
Sembari menunggu energi Yoan dan anak istrinya pulih, Bergas mempersilakannya untuk menikmati fasilitas yang ada di posko mudik secara cuma-cuma.
Bergas juga menitip pesan agar nanti saat mudik selanjutnya Yoan bersama keluarganya menggunakan kendaraan umum.
Lebih aman ketimbang naik sepeda motor.(*)
• 8 Fakta Lengkap Warung Bu Anny Slawi, dari Harga 700 Ribu hingga pembeli Jaminkan STNK
• Video Viral Polisi Setop Mobil Dinas Polri yang Ugal-ugalan, Terungkap Fakta Mengejutkan
• Tiba-tiba Pemudik di Jalan Pantura Diarahkan Masuk ke Markas Brimob Kota Pekalongan Untuk Hal Ini