ujian nasional 2014
Kepala Dinas Nyamar Cari Bocoran Soal Jawab Ujian Nasional
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin melakukan penyamaran untuk menelisik dan mencari kebocoran soal jawab Ujian Naisonal.
Penulis: abdul arif | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin sanksi terhadap bocoran kunci soal Unas yang beredar di kalangan siswa. Menurutnya, kunci soal tersebut belum tentu benar.
"Dari celah mana soal bisa bocor? Masa bisa memberi kunci 20 soal dalam waktu mepet, seandainya soal memang bocor," katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (15/4).
Menurutnya siswa memperoleh soal kode apapun tak ada yang tahu. Sebab, soal masih dalam keadaan tersegel dari percetakan.
"Saya sudah tekankan kepada siswa, asalkan siswa belajar pasti bisa lulus. Belum tentu benar kunci jawaban yang dibawa. Betul 20 butir soal saja bisa lulus. Kami sampai detail menyampaikan seperti itu," ujarnya.
Menurutnya naskah soal Unas untuk tahun ini tingkat kesulitan atau mutu soal dinaikkan. Tapi, menurutnya itu langkah yang bagus untuk meningkatkan kualitas.
Bunyamin belum menerima laporan temuan kunci jawaban Unas yang diisukan itu. Untuk menelusurinya, Bunyamin bahkan rela menyamar demi mendapatkan bukti bocoran soal Unas tersebut.
"Kami melakukan pantauan. Malam-malam kami menyamar. Saya pasti pakai pelat hitam agar tak dikenali. Kalau ada gerombolan saya akan mendekat barangkali menyangkut Unas," katanya.
Selain itu, Bunyamin memastikan sebelum masuk, siswa terlebih dahulu diperiksa oleh pengawas. "Kami tak sampai memakai detektor jadi masih manual," katanya. Menurut Bunyamin, jika melihat pengawasan di daerah yang begitu ketat, tak mungkin naskah soal Unas bocor.
Ketua Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Ahmad Zaid mengklarifikasi masalah bocoran kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa kepada Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Zaid bersama rombongan, menyoal pengawalan dan pengawasan naskah soal oleh dinas. Zaid juga akan mendalami kasus bocoran Unas yang beredar di kalangan siswa. Menurutnya, sudah ada beberapa temuan bukti bocoran kunci jawaban Unas.
Siswa dirugikan
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Fathur Rokhman mengungkapkan, seorang pengawas ujian di Kota Semarang memisahkan soal dan lembar jawab sebelum dibagikan kepada siswa. Karena faktor itu, barcode LJUN dengan soal yang diterima siswa berbeda.
"Jelas itu merugikan siswa dan menyulitkan kami," ungkapnya saat ditemui di pusat pemindaian LJUN, gedung auditorium Unnes, Selasa (15/4).
Dia mengatakan, naskah soal dan LJUN sengaja dijadikan satu karena memiliki barcode yang sama. Menurutnya, dalam satu ruangan terdapat 20 paket soal. Sehingga, jika siswa keliru menjawab soal dalam LJUN dengan barcode berbeda, saat mencocokkan nanti kuncinya tidak sesuai.
Menurut Prof Fathur, untuk mencegah kekhawatiran siswa, akhirnya siswa tetap mengerjakan soal di LJUN yang diterima. Adapun soal dan LJUN dijadikan satu lalu dikirim ke Unnes. "Nantinya, tim pemindai yang akan memindai jawaban siswa sesuai barcode soal yang dikerjakan," katanya.
Prof Fathur mengungkapkan, jumlah kesalahan tersebut tidak terlalu banyak. "Tidak sampai 10 lembar," paparnya.
Selain itu, lanjut dia, kesalahan teknis pengisian LJUN juga masih ditemukan. "Masih ada siswa salah menghitami, kurang hitam, hingga dalam satu jawaban ada dua lingkaran yang dihitami. Jika seperti itu, tim pemindai akan langsung memperbaikiya tanpa merubah jawaban," katanya.
Koordinator komputerisasi Unnes, Suminar menyebutkan sebanyak 509.598 LJUN telah dipindai pada hari pertama pelaksanaan Unas. Menurutnya, daerah pertama yang menyerahkan LJUN adalah Salatiga disusul Kota Magelang. Sedangkan yang paling telat adalah Cilacap. "Cilacap mengirim LJUN nya pukul 03.00 pagi," katanya.
Menurut dia, jika ada kejanggalan pada LJUN, alat pemindai secara otomatis akan berhenti. "Misal salah mengisi kode, nama belum ditulis tapi sudah dihitami, bekas sobekannya kasar, lingkarannya kurang hitam, dan lainya," katanya. (tribuncetak)