Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Indept Report

Angkot Begini Bisa Setor Setiap Hari Saja Sudah Alhamdulillah

Angkot Begini Bisa Setor Setiap Hari Saja Sudah Alhamdulillah. Ekonomi sopir angkot hidup segan mati tak mau.

Editor: iswidodo
tribunjateng/m sofri kurniawan
Angkot Begini Bisa Setor Setiap Hari Saja Sudah Alhamdulillah. Kehidupan sopir angkot makin sulit karena sepinya penumpang di trayek pinggiran 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, mengaku prihatin terhadap kondisi angkutan umum, khususnya angkutan kota (angkot) yang melayani trayek ranting atau kawasan pinggiran. Sebagian pengusaha angkutan mengeluhkan sepi penumpang.

"Mereka (pengusaha angkot--Red) banyak yang mengeluhkan sepi penumpang karena trayeknya kan memang di kawasan pinggiran," kata Supriyadi.

Menurut Supriyadi, para pengusaha angkot jalur ranting itu bukanlah pengusaha yang memiliki banyak angkot. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki satu mobil dan mengoperasikan angkotnya sendiri.

"Penghasilan mereka selama ini hanya cukup untuk bertahan hidup sehari-hari. Di sisi lain, keberadaan angkot di jalur ranting ini penting dan sangat dibutuhkan masyarakat," katanya.

Oleh karena itu, wakil ketua DPC PDIP Kota Semarang tersebut mendorong Pemkot Semarang untuk memberikan perhatian terhadap nasib para sopir angkot yang selama ini membantu melayani transportasi di jalur ranting.

"Kalau bisa, pengurusan izin-izinnya dipermudah, seperti izin perpanjangan trayek, uji kir, dan sebagainya. Yang punya trayek sudah mati pun jangan dibebani denda yang berat. Kasihan mereka," kata Supriyadi.

Sementara itu, Kasi Angkutan Dishubkominfo Kota Semarang Suyatmin mengatakan, para pengusaha angkot di Kota ATLAS, terutama di kawasan pinggiran, memang menghadapi kondisi sulit, terutama berkait dengan kian sepinya penumpang. Sebagian pengusaha angkot pada trayek ranting atau kawasan pinggiran merupakan pengusaha kecil.

"Memang jangan dibayangkan mereka ini pengusaha besar dengan banyak angkot. Rata-rata mereka hanya punya satu angkot dan dioperasikan sendiri. Yang punya dua angkot, satunya juga tetap dijalankan sendiri," kata Suyatmin.

Dia mengungkapkan, Dishubkomnfo terus berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang untuk mengetahui dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para pengusaha angkot. "Ya, kami akui sopir angkot sekarang ini memang berada dalam kondisi antara hidup dan mati. Istilahnya, sopir bisa setor (memenuhi setoran--Red) saja setiap harinya, sudah alhamdulillah," katanya.

Untuk angkot jurusan Panggung-Pasar Johar PP atau yang bernaung di dalam paguyuban bernama R2C, ia mencatat, setidaknya ada 40 angkot yang beroperasi yang semuanya dioperasikan sendiri oleh pemiliknya. Suyatmin mengatakan, Dishubkominfo akan berupaya memberikan pelayanan yang memudahkan kepada para pengusaha angkot, berkoordinasi dengan paguyuban dan Organda setempat. (tribunjateng/ape/Ant/amp)

20 PERSEN TIDAK LAYAK

Angkutan kota
- Jumlah 2.376 unit
- Melayani 44 trayek: 13 C dan 31 R (C itu masuk ke jalur protokol, R di perumahan)
- 20 persen kendaraan dalam kondisi tidak layak

Bus kota
- Jumlah 829 unit
- Melayani 38 trayek
- Jumlah kendaraan yang beroperasi hanya 30 persen karena perusahaan tidak bisa meremajakan

Taksi
- Jumlah 2.020 unit
- Dikelola oleh delapan perusahaan
- Yang beroperasi hanya 60 persen
-----------------------------------------------
Sumber: Dishubkominfo Kota Semarang

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved