Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mutiara Ramadan

Dimensi Libido dan Jiwa Hewani Dalam Dinamika Kehidupan

Menurut kajian para psikolog, dimensi libido pada jiwa hewani memiliki peran sangat penting dalam dinamika kehidupan manusia.

tribun jateng/m syofri kurniawan
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM -- DI atas jiwa nabati (vegetative soul), dalam diri manusia terdapat jiwa hewani (animal soul). Pada level ini kemiripan antara manusia dan hewan semakin terlihat dekat dan jelas. Karakter pokok jiwa hewani adalah hidup dan beraktivitas dengan dukungan indera dan insting, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, bergerak, dan dorongan seksual.

Kesemuanya ini melekat pada manusia dan hewan. Yang membedakan terletak pada ketajaman dan kekuatannya. Ada hewan-hewan tertentu yang memiliki daya penciuman jauh di atas kapasitas manusia. Satu di antaranya anjing pelacak.

Begitu pun pendengaran dan penglihatan, kapasitas manusia jauh di bawah hewan-hewan tertentu.

Ketika di bawah laut terjadi gejala tsunami, hewan-hewan lebih dahulu mengetahui lalu menyingkir ke tempat tinggi.

Mata burung elang pun jauh lebih tajam daripada penglihatan mata manusia. Kombinasi antara jiwa nabati dan hewani sudah cukup membuat kehidupan manusia menjadi meriah dan heboh.

Mobilitas manusia tak pernah mengenal lelah dan berhenti mencari makan, baik sekadar untuk bertahan (survive) ataupun memenuhi gaya hidup seperti banyak dilakukan kelas menengah kota, misalnya menghabiskan waktu santai di restoran atau pesta pesta.

Coba saja perhatikan sekeliling, di mana-mana pasti ditemukan warung, restoran, dan pedagang makanan serta minuman yang kesemuanya itu untuk memenuhi dorongan nafsu nabati dan hewani.

Menurut kajian para psikolog, dimensi libido pada jiwa hewani memiliki peran sangat penting dalam dinamika kehidupan manusia.

Menurut Sigmund Freud, bahkan paling vital perannya karena menentukan alam pikiran dan perilaku seseorang yang kesemuanya mesti ada keterkaitannya dengan nafsu libido.

Menurut Freud, dorongan libido atau sexual pleasure melahirkan dinamika dan keberanian hidup seseorang untuk berjuang dan menghadapi rintangan serta risiko demi memerolehnya.

Seorang pemuda dalam bawah sadarnya memiliki dorongan belajar serius agar jadi sarjana, dan setelah itu gigih mencari kerja yang menjanjikan penghasilan tinggi. Untuk apa? Menurut teori ini agar nantinya mudah memeroleh suami atau istri yang diidealkan.

Jadi, dorongan libido pada jiwa hewani sungguh luar biasa efek yang diciptakannya dalam kehidupan manusia.

Betapa banyak terjadi pertengkaran gara-gara konflik yang ditimbulkan jiwa hewani. Dorongan jiwa ini bisa membuat seseorang menjadi dinamis, pemberani, dan tidak takut risiko.

Pendeknya, ibarat sebuah mobil, jiwa hewani merupakan sumber energi yang membuat laju kehidupan berjalan dengan berbagai dinamikanya.

Hanya saja, sebagaimana jiwa nabati yang mengenal titik antiklimaks, jiwa hewani ini pada usia tertentu juga mengenal puncaknya. Menurunnya kapasitas jiwa hewani ditandai antara lain ketajaman pendengaran, penciuman, dan penglihatannya semakin menurun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved