Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Iih! Penumpang Wanita KRL Ini Jijik Ada Cairan Sperma Nempel di Roknya

Andi mendengar jeritan "iiih..." dari seorang perempuan yang terdengar jijik. Rupaya, kata dia, perempuan itu baru menyadari ada cairan di belakang ro

KOMPAS.com/RATIH WINANTI RAHAYU
Rangkaian kereta commuter line saat melintas di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mencatat ada 13 kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dari Januari-November 2015.

Jumlah tersebut didapat dari kasus pelecehan seksual yang pelakunya tertangkap.

Meski pelakunya tertangkap, Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, tidak ada dari mereka yang diproses hukum.

Penyebabnya, karena korban yang tidak bersedia melaporkannnya ke pihak berwajib. Padahal, kata dia, laporan dan keterangan dari korban sangat dibutuhkan untuk memproses pelaku.

"Korban tidak bersedia melanjutkan ke proses hukum. Alasannya tidak ada waktu atau terburu-buru dan malu," kata Eva saat dihubungi, Selasa (1/12/2015).

Oleh karena korban tidak bersedia melaporkannnya ke pihak berwajib, Eva mengatakan, pihaknya hanya bisa memberikan teguran tertulis ke para pelaku.

"Tindakan dari KCJ pelaku didata dan dipanggil pihak keluarga. Setelah itu, dia diminta membuat pernyataan bahwa beliau mengakui perbuatannya," kata Eva.

Salah seorang penumpang KRL, sebut saja Fifi, mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual di KRL. Kejadiannnya berlangsung pada sekitar akhir 2014.

Fifi menyebut saat itu kondisi gerbong tengah penuh. Sehingga penumpang harus berdesak-desakan.

Dia mengaku ada seorang pria yang memeluknya dari belakang. Kemudian, dia merasakan sesuatu yang tak nyaman di belakangnya.

"Gue enggak bisa lihat orangnya karena penuh banget. Tapi kayaknya bapak-bapak karena waktu itu di sekitar gue bapak-bapak semua," ujar dia.

Dia mengaku tidak melaporkan kejadian itu kepada petugas. Sebab, dia tidak tahu pasti siapa pelakunya.

Semalam, salah seorang penumpang KRL, sebut saja Andi, mengatakan melihat salah seorang penumpang perempuan yang diduga menjadi korban pelecehan seksual.

Kejadiannnya terjadi pada Senin (30/11/2015) sekitar pukul 20.00. Saat itu, dia berada di gerbong campuran jurusan Jatinegara-Bogor.

Pada saat berada di Stasiun Lenteng Agung, Andi mendengar jeritan "iiih..." dari seorang perempuan yang terdengar jijik. Rupaya, kata dia, perempuan itu baru menyadari ada cairan di belakang rok dan tasnya.

"Ributlah orang sekitar dia. Ternyata di rok dan tasnya kayak basah dipeperin ingus gitu, dan di lantai juga ada cairan yang sama," kata Andi kepada Kompas.com.

"tetiba org sgerbong kaget, ada mba2 kaget treak kdgeran yg lain. Trnyta saat dy siap2 mw turun, dh ad cipratan *eju d skitar rok n tasnya..," tulis seorang teman di akun Facebook-nya.

Menurut dia, sebut saja Andi, kejadian ini terjadi pada Senin (30/11/2015) sekitar pukul 20.00. Saat itu, dia berada di gerbong campuran jurusan Jatinegara-Bogor.

"Menurut orang sekitar, dari tadi enggak ada yang muntah atau buang ingus. Pada sumpah serapahlah mereka. 'Itu pasti *eju. Awas kalau besok-besok kayak gini, orang begitu gebukin aja'," kata Andi mendengar umpatan dari si perempuan dan teman-temannya.

Saat itu, kata Andi, tidak ada petugas keamanan yang berada di dalam gerbong yang mereka tumpangi. Kondisi kereta juga sedang padat-padatnya penumpang.

Penumpang di sekitarnya kemudian membahas kira-kira pelakunya yang mana dan turun di mana. Kemudian, ketiganya turun di Stasiun Universitas Pancasila.

Menurut Andi, kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi. Dia menceritakan pernah menyaksikan langsung seorang penumpang laki-laki yang menempelkan bagian depannya ke penumpang perempuan.

"Habis Lebaran kemarin gue udah ngeliat sendiri sampai dua kali cowok berdiri sok-sok ngantuk. Tau-tau tiap kereta ngerem kayak sengaja nempelin bagian depan dia ke mbak-mbak di sampingnya. Itu sengaja. Gimana enggak penjahat kelamin itu," kata dia.

Menanggapi kejadian itu, Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengaku belum menerima laporan.

"Kalau memang ada, harusnya saya sudah menerima laporannya," kata Eva saat dihubungi, Selasa (1/12/2015).

Pihak PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengimbau agar penumpang yang menjadi korban pelecehan seksual untuk melapor ke petugas.

Laporan bisa disampaikan ke petugas yang ada dalam kereta ataupun ke pengelola stasiun.

Eva mengatakan, laporan sangat dibutuhkan agar kejadian bisa ditindaklanjuti.

"Kalau tidak ada laporan, kita dilema juga gimana mau menindaklanjutinya," kata dia.

Menurut Eva, pada beberapa kasus, sering kali penumpang KRL yang menjadi korban pelecehan seksual enggan melaporkan kejadian yang dialaminya itu.

Ia kemudian menyamakan kasus tersebut dengan kasus pencopetan. Eva mengatakan, pada kasus pencopetan, penumpang sering kali enggan melapor, terutama bila barang miliknya ternyata sudah ditemukan.

"Penumpang mungkin merasa akan repot saat harus memberikan keterangan dan segala macam, tapi yang seperti itu memang harus dibutuhkan," ujar dia.
(Alsadad Rudi)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved