KASUS NARKOBA
Berita Lengkap Penggerebekan Kopilot dan Pramugari Lion Air Pesta Sabu
Berita Lengkap Penggerebekan Kopilot dan Pramugari Lion Air Pesta Sabu
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA- Pilot Lion Air, SH (34), yang tertangkap tangan ketika berpesta narkoba, bakal menjalani rehabilitasi. Demikian pula dua rekannya, yakni MT (23) dan SR (20) yang merupakan pramugara dan pramugari Lion Air.
Rencana merehabilitasi para kru pesawat itu diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso pada jumpa pers di kantornya di Jakarta, Selasa (22/12) siang. "Tapi pertanggung jawaban hukumnya tetap," ujar jenderal bintang tiga yang akrab disapa Buwas itu.
Ketiga kru Lion Air, bersama NM (33), ibu rumah tangga, terjaring razia yang dilakukan BNN Provinsi Banten, Sabtu (19/12). Keempatnya kedapatan mengonsumsi ganja dan sabu di sebuah apartemen di dekat Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten. "Kami menemukan keempatnya sedang menggunakan narkotika jenis sabu dan ganja," ungkap Buwas.
Saat itu, petugas BNN menjalankan prosedur tetap, yaitu melakukan tes urine dan memeriksa sampel urine di laboratorium. Hasilnya, SH dinyatakan positif mengonsumsi ganja, MT positif amphetamine dan sabu, sedangkan SR positif mengonsumsi amphetamine dan sabu. "Kami bisa memastikan keempat orang tersebut dicurigai positif narkoba," kata Buwas.
Halusinasi
Buwas menjelaskan, pemakaian ganja dan sabu bisa menimpulkan halusinasi. Sementara profesi penerbang membutuhkan konsentrasi tinggi. Pilot yang berhalusinasi bisa membahayakan keselamatan penerbangan.
Secara singkat, halusinasi diartikan sebagai pengalaman indra tanpa adanya perangsang pada alat indra yang bersangkutan. Misalnya mendengar orang berbicara padahal sama sekali tidak ada orang yang berbicara. "Sabu dan ganja bisa menimbulkan halusinasi. Ini berbahaya, apalagi dia pilot," ujar Buwas.
Terpisah, Direktur Utama Lion Grup, Edward Sirait, mengakui ada sejumlah krunya yang ditangkap BNN Provinsi Banten karena diduga melakukan pesta narkoba di sebuah apartemen di Tangerang. Menurut Edward, data yang ia terima menyatakan, ketiga kru itu terdiri atas seorang kopilot, satu orang pramugari, dan seorang pramugara.
"Inisial juga sudah kami dapatkan, tapi kami harus cocokkan ke bagian HRD agar tidak salah orang, karena nama pegawai kan bisa saja sama," kata Edward, Selasa.
Edward menjelaskan, pihaknya telah menjalankan prosedur yang jelas dan tegas terkait penyalahgunaan narkoba. "Tes urine dilakukan kru penerbangan sebelum terbang. Kami juga rutin menggandeng BNN untuk pencegahan dan penyuluhan soal narkoba. Bahkan, jika ada yang suspect (narkoba), langsung saya pecat," katanya.
Tes Random
Buwas mengakui ada kerja sama antara BNN dengan maskapai-maskapai. Salah satu bentuk kerja sama adalah tes random terhadap kru pesawat, dua jam sebelum terbang. Selain itu, juga ada pemeriksaan per enam bukan.
"Secara berkala diperiksa urine, darah, dan rambut. Kami mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh oknum pilot. Ini menyangkut keselamatan jiwa," katanya.
Saat tertangkap Sabtu lalu, SH tidak dalam menjelang ataupun baru saja bertugas. Untuk beberapa pekan, SH lebih banyak di darat karena sedang menjalani training atau pelatihan. "SH merupakan pilot yang baru masuk ke maskapai tersebut dan masih training untuk jenis pesawat yang berbeda dari yang sebelumnya dia pegang," kata Buwas.
Buwas juga meminta masyarakat tidak menghakimi maskapai yang menaungi SH dan dua rekannya. Menurutnya, maskapai telah mengingatkan dan mengevaluasi para awak pesawatnya.
"Jangan menghukum maskapai. Kejadian ini bisa saja terjadi di maskapai apa saja. Maskapai tak bersalah, yang harus ditindak oknumnya," ujarnya.