Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Icip icip Kuliner

Menikmati Tahu Serasi Khas Bandungan di Tempat Asalnya, Sembari Menyaksikan Proses Pembuatan

Selain mencicipi padat dan lembutnya tahu serasi, pengunjung dapat memesan sari kedelai yang merupakan turunan produk dari kedelai

Editor: muslimah
Tribun Jateng/Shela Kusumaningtyas
Tahu serasi dan susu kedelai 

TRIBUNJATENG.COM - Kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang memiliki pesona alam yang tak akan habis bila dikulik.

Selain wisata alam, ada kuliner khas Bandungan yang wajib dicoba saat mampir ke Bandungan, yakni tahu serasi. Pabrik tahu serasi milik Shindoro merupakan pelopor munculnya kuliner ini.

Wisatawan bisa datang untuk makan di kedai yang berlokasi di depan hotel Nugraha Wisata, Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

Kedai ini sekaligus difungsikan sebagai tempat produksi tahu serasi. Pabrik tahu serasi ini tidak berada tepat di pinggir jalan melainkan menjorok menuju halaman rumah.

Kursi-kursi alumunium berderet memanjang terisi pembeli yang ingin mencicipi tahu serasi
Kursi-kursi alumunium berderet memanjang terisi pembeli yang ingin mencicipi tahu serasi

Salah satu pegawai kepercayaan di kedai ini, Jatmiko, menuturkan, nama Serasi dipilih lantaran mengikuti slogan yang diusung Kabupaten Semarang yakni Serasi. Serasi merupakan kependekan dari Sehat, Rapi, Aman, Sejahtera, dan Indah.

“Tahu Serasi ini sudah ada sejak tahun 1980. Hanya ini yang asli, lainnya ikut-ikutan,” tutur Jatmiko.

Jatmiko mengungkapkan, kedelai yang dipakai dalam proses pembuatan tahu serasi didatangkan dari Amerika. Pasalnya, kedelai tersebut memiliki kualitas baik.

Proses produksi akan terus berlangsung sepanjang hari selama kedai ini dibuka.

Jatmiko tidak bisa memastikan berapa banyak kedelai yang dibutuhkan dan tahu yang dihasilkan.  Ini lantaran tahu serasi bikinan pabrik kepunyaan Shindoro ini dikerjakan oleh pegawai yang hanya berjumlah sepuluh orang.

Meja alumunium dan kursi tertata memanjang siap menampung pengunjung yang tak henti berdatangan pada akhir pekan. Pengunjung yang datang langsung memesan ke kasir yang ada di depan.

Para pegawai sibuk membungkus tahu muda ke dalam kain untuk membentuk kotak.
Para pegawai sibuk membungkus tahu muda ke dalam kain untuk membentuk kotak.

Ada beragam pilihan tahu yang bisa dibeli pengunjung yakni tahu muda, tahu putih, tahu kuning, dan tahu goreng. Harga yang dipatok seporsinya yaitu Rp 12 ribu, Rp 12 ribu, Rp 13 ribu, dan Rp 17 ribu.

“Tahu di sini bisa awet sampai seminggu hingga sepuluh hari, tanpa bahan pengawet hanya memakai garam. Warna kuningnya dari kunyit. Sedangkan kekenyalan tahu ditentukan dari proses pengepresan untuk menekan kadar air yang terkandung di dalam tahu,” beber Jatmiko.

Di belakang kasir yang bertugas, terdapat panci-panci besar tempat menaruh tahu muda. Tahu muda adalah kedelai yang sudah dimasak dan diberi biang tahu tapi belum dibentuk kotak menjadi tahu.

Tahu muda ini dibeli para pengunjung untuk bahan membuat perkedel. Ada pula pegawai yang sibuk membungkus tahu muda menggunakan kain agar berbentuk kotak.

Berbeda dengan tahu pada umumnya, pembentukan tahu menjadi kotak pada tahu serasi dilakukan satu persatu, bukan dalam adonan besar lalu dipotong-potong kotak.

Di bagian lain, ada pegawai yang tengah memipihkan tahu untuk meniriskan air di dalam tahu.

Di dapur bagian dalam pabrik, api-api melumat pantat panci yang berisi adonan kedelai yang dicampur dengan air. Untuk bagian dapur, pengunjung dilarang masuk karena dikhawatirkan terkena api yang membara.

Selain mencicipi padat dan lembutnya tahu serasi, pengunjung dapat memesan sari kedelai yang merupakan turunan produk dari kedelai. Sari kedelai di tempat ini dijual dengan harga lima rupiah untuk segelas sari kedelai, enam ribu rupiah untuk sekantong berisi satu liter susu kedelai tawar, dan enam ribu rupiah untuk satu kantong susu kedelai manis.

Salah satu pengunjung, Firas Dalil asal Jakarta mengaku baru pertama kali berkunjung ke tempat makan yang menyatu dengan pabriknya sekaligus. Menurutnya, kedai tahu serasi Shindoro masih mempertahankan cara tradisional. Ia mengapresiasi hal tersebut.

Tahu-tahu yang sudah dipres dan dicopot kulitnya
Tahu-tahu yang sudah dipres dan dicopot kulitnya

“Menarik sih, sembari mengantri, pengunjung bisa sambil melihat proses membikin tahu. Tahunya enak. Bentuknya kayak tahu kebanyakan tapi lebih padat dan lembut, kerasa kedelainya,” ujar Firas.

Firas yang datang di akhir pekan bersama temannya ini juga memuji cara kedai ini saat menghidangkan makanan kepada pengunjung.

Tahu yang disajikan kepada pengunjung masih terjaga kehangatannya lantaran baru digoreng ketika pengunjung menginginkan pesanan tersebut. (Shela Kusumaningtyas/magang tribunjateng)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved