Icip icip Kuliner
Namanya Mi Lampung, Tapi Ini Asli Semarang Lho! Kedai Ini Padukan Chinese Food dan Masakan Jawa!
Usut punya usut nama Lampung diambil dari pengalaman sang Pemilik Widi Sukardi sewaktu masih bekerja sebagai salah satu pegawai kedai mi
TRIBUNJATENG.COM - Semarang dikenal memiliki destinasi kulinernya yang lezat. Untuk jenis mi terdapat beberapa kedai yang cukup populer seperti Mi Jakarta, Mi Padang, Mi Bandung, Mi Aceh dan Mi Lampung.
Tiap mi memiliki ciri khasnya sendiri, satu yang cukup unik adalah Mi Lampung. Salah satu kedai Mi Lampung di Semarang ialah Mie Lampung Pak Kardi. Kedai yang berlokasi di Jalan Sriwijaya ini menyajikan aneka bakmi dan menu seafood.
Usut punya usut nama Lampung diambil dari pengalaman sang Pemilik Widi Sukardi sewaktu masih bekerja sebagai salah satu pegawai kedai mi.
“Dulu ikut kerja sama pemilik warung mi di Semarang. Beliau asli Lampung, jadi nama warungnya Mi Lampung. Menu-menunya lebih ke bakmi-bakmi Chinese food. Setelah tutup, baru kemudian terlintas buka Kedai pakai nama Mi Lampung juga,” ujar Sukardi.

Pria asal Purwodadi ini menuturkan, ide awal membuka kedai Mi Lampung karena melihat tidak ada regenerasi lagi dari warung Mi Lampung milik bosnya terdahulu.
Diakui dirinya, meski terpengaruh dari keberadaan warung Mi sebelumnya, menu mi di Kedainya tetap menghasilkan cirinya sendiri.
Cita rasa mi miliknya memang merupakan adopsi dari Chinese food. Hal ini tidak lepas dari pengalamannya bekerja sebelumnya.
Untuk membedakan, ia mengolah sendiri jenis mi dan bumbunya. Berbeda dengan Chinese food yang beraroma kuat, mi olahannya tidak memiliki aroma yang kuat.
Selain itu juga tambahan bawang putih dan bawang goreng jadi pembeda.
“Memang seperti adopsi dari sana (Chinese food). Tapi rasanya saya sesuaikan dengan lidah orang Semarang. Jadi tidak terlalu manis dan tidak terlalu asin. Kalau Chinese food biasanya rasa asin dan aromanya lebih kuat,” terangnya.
Menggunakan nama Lampung, tak jarang banyak pengunjung yang berasal dari Lampung menanyakan asal mi miliknya.
“Banyak juga yang tanya ‘Lampungnya daerah mana?’, akhirnya saya jelaskan. Memang Lampung ini digunakan hanya sebagai nama saja, bukan karena khas dari Lampung,” tambahnya.
Mi yang ia gunakan juga merupakan hasil produksi sendiri. Selain mi bahan lain yang ia produksi adalah kwetiaw.
Penggunaan mi non pengawet ini menjadi alasan ia bisa terus bertahan selama belasan tahun membuka kedai Mi Lampung.
Beberapa menu unggulan kedai ini adalah bakmi goreng dan Mi Tami.
