Menelusuri Jejak Suku Pedalaman Manusia Kerdil 'Mante' Yang Hebohkan Media Sosial
Heboh manusia kerdil yang menghadang pengendara sepeda motor trail di pedalaman Aceh telah beredar di media sosial.
Kisah Aman Darma, Suku Mante yang ditemukannya ada dua sosok, dengan tubuh ditutupi bulu. Hanya saja tidak diketahui secara persis, apakah Manti yang ditemukan itu sepasangan atau tidak. Karena tidak dapat dipastikan apakah Manti itu berlainan jenis atau tidak, karena sulit menngetahui jenis kelaminnya.
Aman Darma bahkan mengaku pernah mengikuti makhluk tersebut saat bertemu. Hanya saja, ketika mencoba mengikuti arahnya, mahluk itu seakan berlari mundur ke belakang. Sehingga, hanya jejak kaki yang tertinggal. Jekak tapak kaki itu mirip jejak kaki manusia usia anak-anak.
Bagi masyarakat Gayo, manusia misterius ini ada dua jenis, yaitu Manti dan Kumen. Sekilas keduanya merupakan makhluk yang sama, namun yang membedakan kedua jenis ini adalah pada kakinya, pada sosok yang dinamakan “Kumen” memiliki postur kaki yang tidak biasa, yaitu kaki terbalik kebelakang, dengan posisi tumit menghadap ke bagian depan tubuh.
Sedangkan, Manti di Gayo merupakan makhluk yang sangat mirip dengan manusia, hanya saja berperawakan kecil, ukuran badannya hanya setinggi anak-anak umur tujuh tahun, tidak mengenal penutup badan atau pakaian, diperkirakan tinggal di dalam hutan belantara Gayo, wilayah Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan sekitarnya. Terbilang sangat langka orang yang pernah bertemu dengan sosok makhluk ini.
Pun begitu, berdasarkan keterangan beberapa sumber, terdapat perbedaan pendapat, bagaimana wujud Manti dan seperti apa pula Kumen.
Tertangkap di Kungke
Warga Pegasing, Siswandi juga membenarkan adanya keberadaan makhluk yang dinamakan dengan Manti tersebut di hutan belantara Gayo.
Dimana, pada tahun 1983 silam, Manti pernah tertangkap di daerah Kungke, Aceh Tenggara yang kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Puteri Betung, Kabupaten Gayo Lues.
Satu makhluk Manti, berperawakan kecil, sekilas terlihat seperti seumuran anak sekolah TK, tinggi tubuhnya hanya sekitar 60 cm, dengan penampilan bentuk kaki yang aneh, kaki terbalik, bagian tumit berada di depan, sedangkan jari-jari kaki menghadap kebelakang.
Makluk ini tertangkap secara tidak sengaja oleh Siswandi bersama beberapa rekan kerjanya, yang pada saat itu sedang bertugas di Dinas Kehutanan setempat.
Dimana, saat itu Siswandi bersama rekannya melintas dengan mobil di daerah Kungke pada malam hari, tiba-tiba dihadapan mereka terlihat tiga Manti terkena sorotan lampu mobil yang mereka tumpangi.
Setelah mereka keluar dan mencoba mengikuti ketiga Manti tersebut, dua Manti berhasil kabur dan menghilang di tengah hutan dan gelapnya malam.
Sementara satu Manti, terpojok dan tertinggal dibawah sudut tebing, meringkuk, terlihat pasrah, karena sudah tidak berdaya menaiki tebing yang terbilang sangat tinggi, ditinggal lari oleh kedua Manti lainnya.
Diketahui satu Manti yang sempat tertangkap ini berjenis kelamin perempuan, kemudian dibawa ke Dinas Kehutanan setempat, dan ditempatkan di dalam kerangkeng.
Semenjak tertangkap, Manti ini tidak pernah memberikan reaksi apapun, seolah menunjukkan ekspresi malu sekaligus takut kepada manusia. Berbagai cara sudah ditempuh, agar makhluk tersebut merespon petugas kehutanan, termasuk memberikan makanan dan buah-buahan, namun makhluk ini tetap tidak bergeming.