Liputan Khusus
Pintu Masuk Kampus Negeri Terlalu Banyak, Perguruan Tinggi Swasta Harus Adu Strategi
Pengelola perguruan tinggi swasta (PTS) mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap mereka.
Ia mengatakan seluruh prodinya ada materi tentang entrepreneurship. Pengembangan kewirausahaan dinilainya merupakan tantangan zaman. Sebab, pada masa depan adalah era enterpreuner apapun jurusan kuliahnya.
Selain itu, Joko juga melakukan beberapa promosi melalui media mulai dari televisi lokal, radio hingga media cetak dan online. Menurutnya, jika PTS tidak menjual program yang berkualitas bakal ketinggalan zaman. "Apalagi sekarang mahasiswa dan calon mahasiswa makin cerdas," tutur pria berkumis itu.
Selain itu ia juga menawarkan biaya kuliah murah untuk mahasiswa yaitu Rp 500 ribu per semester dan uang pembangunan Rp 4 juta.

Jaringan alumni
Lain halnya strategi yang diterapkan Stikes Telogorejo. Sebagai perguruan tinggi swasta yang sudah punya nama besar, Stikes Telogorejo terus berkonsentrasi meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan.
Ketua Stikes Telogorejo, Murti Wirawan mengatakan lulusan Stikes Telogorejo tersebar di Indonesia, bahkan luar negeri. Beberapa alumni Stikes ada di negara-negara Timur Tengah, Australia hingga Jepang.
Ia mengatakan jaringan alumni yang cukup kuat membuat Stikes Telogorejo memanfaatjan ajang reuni. Seperti yang dilakukan dalam reuni akbar angkatan 1971-2016 lalu di Atrium SIM Square Rumah Sakit SMC Telogorejo.

"Kami bisa menyampaikan info terbaru tentang Stikes Telogorejo, siapa tahu ada anak-anak alumni kami yang mau melanjutkan ke kampus orangtuanya," ujarnya.
Salah satu informasi terbaru adalah pihaknya membuka Prodi S1 Farmasi. Ia berharap jaringan alumni yang sudah tersebar di Indonesia turut menyebarkan informasi tentang Stikes Telogorejo.
Saat ini jumlah alumni Stikes Telogorejo mencapai lebih dari 4.000 orang. Dari jumlah itu sekitar 750 orang hadir dalam reuni akbar. (tribunjateng/cetak)