MENGEJUTKAN, Bos First Travel Kerap Sowan ke Pondok Pesantren di Jateng dan Kelabui Ratusan Warga
"Bagaimana nggak sedih, jemaah saya itu ada yang pedagang sayur sampai pemulung. Tidak semuanya mampu," katanya pada Tribun Jateng
Penulis: bakti buwono budiasto | Editor: bakti buwono budiasto
Nasib serupa juga dialami Adroi, seorang santri asal Mranggen, Kabupaten Demak. Ia mengungkapkan ada 160 jemaah di bawah koordinasinya gagal berangkat. Permintaan untuk pengembalian dana hingga kini tidak jelas.
Baca: Apakah Pemilik Kartu Askes Perlu Ganti ke Kartu BPJS? Ini Jawaban BPJS Kesehatan
Ia mengatakan merasa kecewa dengan perbuatan Andika (bos First Travel). Padahal pada awal perkenalan, hubungan Andika dengan pondok pesantrennya cukup erat.
"Sekitar lima tahun lalu mungkin, bos First Travel datang ke pondok minta doa supaya usaha travel umrahnya lancar," katanya mengawali cerita.
Setelah minta 'pangestu', bos First Travel juga diajak ziarah. Selang beberapa lama kemudian, Andika minta doa lagi tapi via telepon. Ketika itu usaha First Travel masih di ruko. Bahkan, pihak pondok mengirim santri khusus ke jakarta untuk mendoakan usaha Andika.
Ratusan jemaah sekitar Mranggen pun tertarik dengan biaya umrah murah. Sekitar 380-an jemaah dari berbagai kalangan mulai dari petani hingga swasta mendaftar. Ratusan jemaah itu dijanjikan berangkat November 2016.
Pihak First Travel mendadak menjadwalkan ulang keberangkatan. Ia pun berinisiatif mendatangi kantor First Travel untuk meminta kepastian.
"Akhirnya disepakati bulan Januari berangkat 45 jemaah, kemudian Februari 90 jemaah dan bulan berikutnya sesuai kelipatannya," katanya.
Pada bulan Maret, jumlah jemaah umrah yang berangkat seharusnya 180. Namun, pihak First Travel hanya memberangkatkan 45 jemaah umrah. Akhirnya 160 jemaah belum berangkat hingga kini.
Bahkan, Adroi dan jemaah pernah tertahan di hotel dekat Bandara Soekarno-Hatta dan nyaris tidak jadi berangkat. Alasannya ketika itu visa belum jadi. Seminggu kemudian baru diberangkatkan tapi ada biaya tambahan Rp 2,5 juta.
Sejak kejadian itu, Adroi tidak percaya lagi dengan layanan perjalanan umrah First Travel. Pihaknya pun menuntut pengembalian dana umrah jemaahnya. Ia tidak ingin nasib ratusan jemaahnya terkatung-katung.
"Saya minta pemerintah turun tangan, sebab pascaizin First Travel dicabut, mereka ada alasan sudah tidak beroperasi," katanya.
Adroi menambahkan, jemaah First Travel di Jawa Tengah sangat banyak. Ia menyebut ada ratusan jemaah umrah First Travel yang gagal berangkat di Kabupaten Batang dan Kudus. Beberapa dari jemaah mulai gerah melihat perkembangan kasus First Travel.
"Kami ingin dana kami kembali segera!" pungkasnya. (tribunjateng/bbb)