Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

HUT Kemerdekaan RI

Bukannya Balap Karung, Desa Ini Gelar Lomba Balap Tobat! Warga Langsung Riuh saat Acara Dimulai

"Deg-degan, takut keterusan (mati). Terpaksa jadi mayat, habisnya enggak ada yang mau, " sebutnya

Editor: muslimah
kompas.com
Lomba membungkus jenazah di RW 03, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, (KOMPAS.com/Putra Prima Perdana.) 

TRIBUNJATENG.COM - Perlombaan makan kerupuk, balap karung dan panjat pinang adalah perlombaan yang lazim digelar setiap tahun dalam rangka menyambut Hari Jadi Republik Indonesia.

Tetapi, di RW 03, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, justru menggelar lomba yang cukup 'nyeleneh' dengan tema 'Balap Tobat'.

Salah satu kegiatan yang digelar Rabu (16/7/2018) malam adalah lomba membungkus mayat dengan kain kafan.

Lomba ini digelar secara berkelompok.

Dalam satu kelompok terdapat empat orang dimana salah satunya harus rela berperan sebagai jenazah.

Sementara tiga orang lainnya bertugas untuk membungkus jenazah palsu dengan kain kafan yang sudah disediakan panitia.

Tidak hanya diikuti oleh bapak-bapak, satu dari empat kelompok peserta lomba ternyata adalah anak-anak usia sekolah yang mewakili remaja masjid As Syuro.

Setelah sebelumnya kegiatan diawali dengn tausiyah, suasana pun berubah riuh ketika lomba dimulai.

Orang-orang yang berperan sebagai jenazah sempat tampak ragu dan malu untuk tidur di atas dipan yang disediakan panitia.

Para peserta terlihat bekerja perlahan.

Dengan telaten mereka melakukan urutan rangkaian membungkus jenasah yang sesuai dengan syariat Islam.

Hal tersebut wajib mereka lakukan karena penilaian lomba tersebut bukan berdasarkan kecepatan.

"Penilaian yang kita tekankan dalam lomba ini bukan kecepatan, tapi lebih kepada kerjasama tim, kerapihan membungkus mayat, ketertiban (urutan langkah) dalam membungkus mayat dan harus dengan shalat mayat yang khusyu tidak dimain-mainkan," ujar Ketua Panitia Aan Garnadi (53) saat ditemui di lokasi lomba, Rabu malam.

Meski di awal-awal para peserta terutama anggota tim yang berperan sebagai jenazah tampak canggung, lama kelamaan rasa tersebut hilang.

Masing-masing kelompok pun makin serius bekerja membungkus jenazah agar mendapat penilaian bagus dari tiga orang juri.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved