Smart Woman
Ini Dia Niken Subekti Doktor Rayap dan Ahli Pengawetan Kayu Indonesia
Wanita bernama lengkap DR Niken Subekti SSi MSi (44) telah menjadikan rayap si hama bangunan sebagai obyek yang menarik perhatiannya untuk dikaji, mul
Penulis: amanda rizqyana | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebuah undangan dari Istana Negara tertuju pada Niken Subekti pada 2002. Di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Niken berkesempatan keluar-masuk tanpa screening ketat di gedung bersejarah tempat kerja pemimpin negeri ini.
Kesempatan tersebut bukan lantaran ia adalah politikus atau pengusaha besar. Melainkan karena ketekunannya menggeluti rayap.
Ya, serangan serangga pemakan kayu ini telah merisaukan Istana Negara hingga mengundang Niken yang merupakan ahli rayap.
Wanita bernama lengkap DR Niken Subekti SSi MSi (44) telah menjadikan rayap si hama bangunan sebagai obyek yang menarik perhatiannya untuk dikaji, mulai skripsi, tesis, dan disertasinya.

"Saya mendapat tugas menangkal rayap di Ruang Jepara, di Istana Negara. Ruangan tersebut didominasi ukiran kayu Jepara. Dari pengalaman mengaplikasikan ilmu ini memacu saya untuk lebih memaksimalkan diri dalam menghasilkan karya," katanya kepada Tribunjateng.com.
Ketika ditanya mengapa ia memilih serangga sosial anggota infraordo Isoptera itu sebagai spesialisasi pengkajiannya, ia beralasan, belum banyak ahli serangga di Indonesia. Selain itu, dorongan kuat dari guru yang membimbing tesis dan skripsinya. Pada 2001, ketika menjadi mahasiswa magister Biologi IPB, ia digenjot mempelajari jurnal internasional dan menghasilkan jurnal internasional.
“Dosen saya ketika itu menerapkan standar yang sangat tinggi pada saya. Kuliah kok begini amat ya," kisahnya.
Hal tersebut tak lantas membuatnya menyerah. Sepenuh hati ia mengerahkan segenap daya dan upayanya untuk dapat mencapai hasil yang ia harapkan. Kala itu, ia mengerjakan tesis berjudul Keragaman Genetik Rayap Tanah Genus Coptotermes spp di Pulau Jawa. Kini, bila bercakap mengenai rayap, matanya langsung berbinar dan sibuk keluar-masuk laboratorium, menunjukkan satu persatu detail atas hal yang ia paparkan. Perbincangan mengenai rayap selalu menarik perhatiannya.
"Bisa seribu satu malam bila saya diminta bercerita tentang rayap," kelakar Doktor Rayap, julukan yang kini disandangnya.
Wanita yang kelahiran Jepara pada 14 Februari 1973 tersebut secara pribadi menyukai kayu secara morfologis dan filosofis. Kayu memiliki karakter yang alami. Niken mengatakan, kediamannya pun didominasi material kayu karena memberikan efek adem dan ramah lingkungan.
“Saya ingin menciptakan sistem pengawetan kayu yang efektif dan efisien,” ujar penggemar kuliner soto Kudus.
Sistem pengawetan kayu yang ia gagas merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat Indonesia karena sebagian besar rumah, baik secara fisik maupun interior banyak yang menggunakan kayu. Rakyat nyaman menggunakan bahan kayu untuk kebutuhan perumahan karena mudah diperoleh dan murah.
Kayu sendiri memiliki kelas ketahanan yang berbeda. Kayu yang paling awet ialah jati tua, ulin, dan eboni. Jenis kayu mahoni, jabon, alba, dan lamtorogung menduduki level awet dua dan tiga. Level ketahanan kayu paling rendah dimiliki oleh kayu duren, rambutan, dan nangka.
Kayu-kayu yang memiliki karakter kuat atau awet dikarenakan pada kayu-kayu tersebut memiliki senyawa beracun yang tidak disukai rayap. Agar kayu-kayu yang memiliki level keawetan sedang dan rendah tersebut memiliki sifat seperti kayu berlevel awet tinggi, diperlukan adanya perlakuan yang baik. Selama ini pengawetan kayu menggunakan boraks. Sementara sistem regulasi boraks saat ini melarang menjual boraks ke sembarang orang.
Biaya mahal