Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dari Sapu Gelagah, Kasir Bisa Kantongi Rp 5 Juta Sebulan, Ini Rahasianya

Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi mendatangi sentra pembuatan Sapu Gelagah di Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

Penulis: muh radlis | Editor: iswidodo
tribunjateng/muh radlis
Sentra pembuatan Sapu Gelagah di Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Sapu Gelagah dipasarkan di kota-kota Pulau Jawa 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi mendatangi sentra pembuatan Sapu Gelagah di Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan.

Asip bahkan menginap di rumah warga dan berdialog dengan warga pengrajin sapu gelagah, Rabu (27/9/2017).

Seorang perajin bernama Fadoli, mengatakan, usaha sapu gelagah ini merupakan turunan nenek moyang. Sejak dulu, warga Desa Botosari mayoritas berprofesi sebagai pembuat sapu gelagah.

"Ini turunan dari nenek moyang," kata Fadoli yang mengaku hanya membutuhkan waktu sejam menyelesaikan satu sapu gelagah.

Sentra pembuatan Sapu Gelagah di Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Sapu Gelagah dipasarkan di kota-kota Pulau Jawa
Sentra pembuatan Sapu Gelagah di Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Sapu Gelagah dipasarkan di kota-kota Pulau Jawa (tribunjateng/muh radlis)

Sapu gelagah buatan warga Botosari ini rupanya telah dijual hingga ke luar kota seperti Kudus, Solo hingga luar Jawa Tengah.

Perajin lain, Kasir, mengaku sapu gelagah inilah yang menjadi mata pencarian utama warga.

Kasir bahkan bisa mengantongi keuntungan bersih Rp 5 juta setiap bulannya dari penjualan sapu itu.

"Alhamdulillah bersih bisa dapat Rp 5 juta sebulan. Bisa sekolahkan anak dan penuhi kebutuhan keluarga," kata Kasir.

Untuk satu sapu gelagah dijual bervariasi sesuai motif, tingkat kesulitan dan kualitas gelagah.

"Dari Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu per sapu," katanya.

Kepala Desa Botosari, Abu Tal'ah, mengatakan, dari total 2.400 warganya, 70 persen diantaranya merupakan perajin sapu gelagah.

"Sisanya petani," kata Abu.

Seiring permintaan pasar, tanaman gelagah yang ada di Desa Botosari tak lagi bisa mencukupi jumlah pembuatan sapu meski ada warga yang mengkhususnya kebunnya untuk tanaman gelagah.
Untuk memenuhi permintaan gelagah, perajin harus membeli tanaman gelagah hingga ke daerah Kalibening, Banjarnegara.

Abu mengatakan, tanaman gelagah merupakan tanaman jenis semak semak namun bisa dikembang biakkan.

"Tingginya setinggi orang dewasa. Ada banyak di sini, di hutan dan di kebun warga. Tapi sudah tidak mencukupi untuk pembuatan sapu, jadi perajin harus membeli ke Kalibening," kata Abu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved