Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sumpah Pemuda

Menpora Gelar Napak Tilas Sumpah Pemuda di 9 Lokasi Ini

Pembacaan kembali Ikrar Sumpah Pemuda bersama para pemuda yang berada di 9 lokasi terpisah yang berbeda di dalam dan luar negeri

Editor: bakti buwono budiasto
Kompas.com
Menpora Imam Nahrawi bersama atlet penyandang disabilitas berprestasi, Stephanie Handojo. 

 
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga melakukan napak tilas pembacaan kembali Ikrar Sumpah Pemuda bersama para pemuda yang berada di 9 lokasi terpisah yang berbeda di dalam dan luar negeri, Jumat Sore (27/10).

Para Pemuda yang mengikuti pembacaan ikrar ini berasal dari 9 kegiatan unggulan bidang kepemudaan, yakni Pemuda Magang di Turki, Pemuda Lintas Agama di Merauke-Papua, Peserta Kirab Pemuda di Kota Padang Panjang-Sumatera Barat, Peserta Kirab Pemuda di Ternate-Maluku Utara, Peserta Pemuda Tani di Bulukumba-Sulawesi Selatan, Pemuda Manufaktur di Sleman-Yogyakarta, Pemuda Anti Narkoba di Tangerang-Banten, Pemuda Mandiri Membangun Desa di Mojokerto-Jawa Timur, dan Pemuda Pelopor di Lokasi Pemberian Penghargaan Kota Layak Pemuda di Padang-Sumatera Barat.

“Kemajuan teknologi hari ini memungkinkan kita untuk melakukan kembali pembacaan ikrar ini secara bersama-sama, dengan menggunakan video conference yang menguatkan sekaligus membuktikan bahwa meski kita berbeda, meski kita jauh terpisah dari timur hingga barat dan utara selatan, di dalam dan luar negeri, namun jiwa kita masih sama, Indonesia. Kita akan terus menyerukan dan menggelorakan semangat berani bersatu terutama di kalangan anak muda,” ucap Menpora saat memimpin pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda ini.

Namun justru dengan berbagai macam kemudahan yang kita miliki hari ini, Menpora menyebut justru bangsa ini lebih sering berselisih paham, mudah memvonis orang, mudah sekali berpecah belah, saling mengutuk satu dengan yang lain, menebar fitnah dan kebencian.

Baca: Ayu Ting Ting Tanggapi Soal Via Vallen Dapat Penghargaan, Katanya: Sudah Rezekinya

Seolah-olah kita ini dipisahkan oleh jarak yang tak terjangkau, atau berada di ruang isolasi yang tidak terjamah, atau terhalang oleh tembok raksasa yang tinggi dan tebal hingga tidak dapat ditembus oleh siapapun.

“Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki hari ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahim dan berinteraksi sosial. Sebetulnya, tidak ada ruang untuk salah paham apalagi membenci, karena semua hal dapat kita konfirmasi dan kita klarifikasi hanya dalam hitungan detik,” jelas Menpora lagi.

Baca: Trending Topic! Lantunan Salawat Harla di The Voice Kids Indonesia Bikin Agnez Mo Kayak Gini

Ia mengatakan 89 tahun yang lalu Ikrar Sumpah Pemuda menjadi sebuah ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia, karena ikrar 71 orang pemuda inilah yang membuat 17 tahun kemudian lahir Proklamasi Kemenrdekaan Repubik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

“Sumpah Pemuda dibacakan di arena Kongres Pemuda ke-2, dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. Jika kita membaca dokumen sejarah Kongres Pemuda ke-2, kita akan menemukan daftar panitia dan peserta kongres yang berasal dari pulau-pulau terjauh Indonesia. Secara imaginatif sulit rasanya membayangkan mereka dapat bertemu dengan mudah,” ucapnya lagi seraya menambahkan bahwa para pemuda kala itu bukan hanya bertemu, tapi mereka juga berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen ke-Indonesiaan.

“Para Pemuda kala itu memiliki latar belakang agama, suku, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa sekat dan batasan-batasan tersebut tidak menjadi halangan bagi para pemuda Indonesia untuk bersatu demi cita-cita besar Indonesia. Inilah yang kita sebut dengan “Berani Bersatu”, tegas Menteri asal Bangkalan, Madura ini.

Baca: Lalu Lintas Kota Semarang Pagi Ini, Simpang Mangkang hingga Tambak Aji Lancar

Menpora mengutip sebuah pernyataan dari Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, yang pernah menyampaikan: “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir,”

“Pesan yang disampaikan oleh Bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generani muda Indonesia. Api sumpah pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah pelah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus berani mengatakan bahwa Persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh di atas persatuan keagamaan, kesukuan, kedaerahan, apalagi golongan.” ucapnya lagi.

Sebagai pembantu Presiden yang menangani langsung urusan kepemudaan negeri ini, Imam mengucapkan rasa syukur bahwa di era pemerintahan Presiden Republik Indonesia saat ini, Bapak Ir. Joko Widodo telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved