Harga Beras
Ganjar Pranowo Klaim Jateng Swasembada Beras
Ketika cadangan itu kita anggap cukup, maka saya minta rastra segera diturunkan, operasi pasar dilakukan, di Jateng sudah dilakukan
Penulis: m nur huda | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polemik mengenai adanya rencana impor beras, membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menelepon langsung Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Hal itu ia lakukan ketika melakukan pantauan harga beras di Pasar Kota Banjarnegara, Selasa (16/1).
Saat berkunjung di Pasar Kota Banjarnegara ini, Ganjar kaget ketika mengetahui harga beras jenis C4 mencapai Rp13 ribu per kilogram.
“Kemarin juga sudah kita laporkan ke Presiden Joko Widodo agar kita menghitung betul cadangan beras nasional kita, ketika cadangan itu kita anggap cukup, maka saya minta rastra segera diturunkan, operasi pasar dilakukan, di Jateng sudah dilakukan,” kata Ganjar.
Ia mengatakan, dirinya sudah meminta pada Bulog agar ketika cadangan beras masih cukup, tak perlu menunggu dan segera melakukan operasi pasar. Utamanya di sentra-sentra yang harga beras melambung, misalnya di Pasar Kota Banjarnegara ini.

Selain itu, ia juga sudah memerintahkan pada Dinas Pertanian Provinsi Jateng untuk menghitung pada Februari hingga Maret mendatang daerah yang panen mana saja, dan berapa kapasitas produksinya.
“Kalau impor itu terjadi, dan dua bulan lagi baru masuk ke tanah air, saya khawatir turunnya pas panen raya maka harga di petani bisa jatuh lagi,” ungkapnya.
Ganjar mengklaim untuk Jateng dipastikan cadangan beras masih mencukupi bahkan telah swasembada. Sehingga, ketika masih mencukupi, tak perlu impor beras untuk Jateng.
"Kita dorong daerah di luar Jateng yang butuh, 'monggo' saja untuk dipenuhi, tapi saran saya kalau Jateng sudah swasembada beras sehingga masih cukup, nggak usahlah impor beras," ujarnya.
Setelah diketahui jumlah cadangan beras di Jateng, Bulog diminta langsung melakukan tindakan yang diperlukan, terutama di sentra-sentra yang mengalami kenaikan harga beras cukup fluktuatif.
“Kita jangan bicara tolak impor beras atau tidak, itu terlalu ekstrem dan nanti jadi provokatif, kita mau menghitung kondisi sebenarnya supaya pemerintah mau bertindak. Bulog sudah saya minta, berapa cadanganmu yang bisa dikeluarkan, jika masih mencukupi 4,5 bulan ke depan, bisa diturunkan nggak,” ungkapnya.

Ia juga sudah meminta pada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari pemprov, bulog, dan Bank Indonesia (BI), untuk turun ke lapangan melakukan pengecekan. Ketika ada gejolak harga, agar segera dilakukan operasi pasar, sementara ketika ada penimbunan agar ditindak.
“Kepolisian saya minta turun mengawasi, agar tidak ada yang memainkan,” katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono telah memerintahkan bulog untuk kembali melakukan operasi pasar di Kota Semarang dan Surakarta. Meskipun sebelumnya di akhir 2017 lalu juga telah dilakukan operasi pasar di 65 titik di Jateng.
"Saya perintahkan pada bulog untuk melakukan operasi pasar beberapa kali, besok pagi saya perintahkan lagi operasi pasar di Kota Semarang. Masyarakat tak perlu gelisah, kita nggak akalan kekurangan di Jateng," katanya.
Ia juga mengungkapkan, dalam dua minggu ke depan, dari laporan yang ia terima dari Bupati Grobogan dan Pati, para petani akan panen raya. Sehingga, ia memperkirakan melambungnya harga beras ini tidak akan lama. "Nanti tinggal distribusi dan sentimen pasar mesti dicermati," tegasnya. (tribunjateng/cetak/had)