Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

PENGAKUAN Ayam Kampus: Kalau Cinta Lebih Nyaman Jadi Simpanan, Ini Alasannya

Cinta yang kini memiliki dua pelanggan tetap, yaitu satu di Semarang dan satu di Surabaya

tribunjateng/dok
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fenomena “ayam kampus” atau prostitusi yang melibatkan kalangan mahasiswi masih eksis di Semarang.

Meski sulit untuk menemui para pelaku bisnis esek-esek ini, pengakuan dari beberapa orang yang berhasil ditemui Tribun Jateng cukup mengejutkan.

Menjadi 'ayam kampus' tentu bukan bagian dari cita-cita Kenanga, mahasiswi universitas swasta di Kota Semarang. Ia pun segan dan malu jika lingkungan di kampus, atau bahkan keluarga mengetahui dunia hitam yang digelutinya sejak setahun terakhir.

Baca: Belum Resmi Cerai dari Taqy Malik, Samafina Dikabarkan Dekat dengan Politisi Muda Ini

Hal berbeda dalam menjaga diri dilakukan ayam kampus lain di Kota Semarang, sebut saja Cinta. Perempuan asal Kudus itu mengatakan, lebih merasa nyaman menjadi pacar simpanan, atau memiliki pelanggan tetap daripada terang-terangan open BO.

“Kalau saya tidak pernah menerima BO (booking order), dan memang nggak mau, karena takut sakit (tertular penyakit kelamin-Red), dan khawatir kalau BO nanti banyak orang yang kenal dan mereka memandang saya rendah,” imbuhnya.

Cinta yang kini memiliki dua pelanggan tetap, yaitu satu di Semarang dan satu di Surabaya itu berujar, dengan menjadi pacar simpanan ia tak perlu ganti-ganti pasangan yang dikhawatirkan membuat identitasnya cepat terbongkar.

Pertimbangan lain, ia merasa pundi-pundi uang yang didapat jauh lebih besar. "Jadi kalau butuh uang tinggal minta, nggak perlu berhubungan seksual dengan beberapa pria (untuk mendapatkan jumlah tertentu-Red)," tandasnya.

Selain itu, Cinta mengungkapkan, dua pelanggannya pun memberikan kebebasan jika dirinya memiliki pacar. Begitu pun dirinya yang tidak menuntut menjadi istri resmi kelak.

Baca: Veronica Tan Merasa Dibohongi Ahok Tentang Hal Ini, Ternyata Hal Tak Terduga

"Mereka selalu mengutamakan keluarga. Saya pun dipersilakan mau pacaran boleh, tapi harus cerita. Kebetulan yang di Semarang dan Surabaya tipikalnya sama, mereka memberi kebebasan. Ketika berkencan atau janjian bertemu pun berdasarkan kelonggaran waktu dua belah pihak,” paparnya.

Cinta menilai, om-om hidung belang itu mencari ayam kampus karena tergiur daun muda, baik enak dipandang serta sifatnya yang centil dan manja. Sedangkan dengan istrinya di rumah mereka tidak mendapatkan hal itu, sehingga mencari di luar.

"Saat bertemu biasanya paling sering mengajak makan atau karaoke. Itupun dilakukan ramai-ramai, entah dengan gerombolan dari pihak laki-laki atau teman tongkrongannya," urainya.

Cinta memaparkan, biasanya pertemuan itu dilakukan pada hari kerja, sedangkan saat weekend merupakan waktu untuk keluarga. Begitu juga dengan yang di Surabaya, segala biaya akomodasi tiket pesawat pergi pulang ditanggung.

Baca: Waduh! Seusai Merampok dengan Sadis, Pelaku Serahkan Hasil Rampokan ke Istri dan Ibunya

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved