Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

MENGHARUKAN! Cerita Surat Anak Parinah Minta Restu Menikah, Terungkap 13 Tahun Kemudian

Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri adalah pilihan sulit bagi Parinah, warga Desa Petarangan Kecamatan Kemranjen Banyumas Jawa Tengah

khoirul muzaky
Pelukan Sunarti dan Parinah, anak ibu yang terpisah 18 tahun tanpa kabar 

Kepedihan itu juga dirasakan saudara-saudaranya lain. Kakak Parsin, Sunarti (36), sudah beranjak remaja saat ditinggal ibunya merantau ke luar negeri, 18 tahun lalu.

Apalagi ia seorang perempuan. Perasaan sakitnya lebih dalam karena hidup terpisah dengan orang tua.

Namun yang paling menyakitkan, Sunarti tak bisa menghadirkan ibunya saat momentum paling spesial dalam hidupnya, menikah. Kala itu, seorang pria serius meminangnya untuk dijadikan pasangan hidup.

Pinangan diterima, namun gadis itu tetap gundah. Ia terisak kala teringat ibu yang tak jelas nasibnya di perantauan. Ia berusaha mencari jalan agar orang tuanya itu pulang.

Sunarti tak sanggup membayangkan suasana batinnya ketika menikah tanpa didampingi orang tua yang melahirkannya.

Ia ingin bersimpuh di kaki ibunya di pelaminan, sebelum ia menyerahkan diri ke orang lain yang akan menjadi pendamping hidupnya.

"Saat itu kan saya adik saya masih kecil-kecil. Gak tahu mau mencari ibu kemana, bagaimana nanti mengurusnya, gak ada biaya juga,"katanya

Jika tiada jalan lain, Narti masih bisa mengangkat pena, lalu menuliskan kegalauan hatinya di atas secarik kertas.

Kalimat yang tertulis adalah bahasa kerinduan, juga pengharapan sangat agar ibu terkasih pulang. Anak yang masih ingusan saat ditinggal Parinah dulu, telah menjelma gadis perawan yang siap dikawin.

Surat itu dikirim ke alamat tempat kerja Parinah di Inggris yang dia ketahui saat masih berkomunikasi dulu.

Tanggal pernikahan semakin dekat, namun ibunya tak juga berkirim kabar. Narti tak tahu, apakah surat itu sampai di alamat yang benar, atau kandas di tengah jalan.

Nyatanya, surat berisi jeritan anak-anak yang merindukan ibunya itu tak pernah terbalas.

Telepon rumah majikan masih berdering setiap kali dihubungi, namun selalu dimatikan setelah diangkat singkat.

Sunarti terpaksa menahan kesedihan di hari perkawinan karena tiada ibu yang hadir di sisi.

"Sedih rasanya menikah gak ada orang tua. Saudara-saudara saya semua menikah tanpa dihadiri ibu,"katanya

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved