Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lebaran 2018

Banyak Kecelakaan di Jalur Flyover Kretek Brebes, Ini Rekomendasi KNKT

Lebih dari 20 korban meninggal di flyover Kretek dan di jalur setelahnya di turunan Pagojengan Kecamatan Paguyangan, Brebes

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Mamdukh Adi Priyanto
Polisi melakukan olah TKP di lokasi kecelakaan truk maut di desa jatisawit, Bumiayu, Brebes beberapa waktu lalu 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Lebih dari 20 korban meninggal di flyover Kretek dan di jalur setelahnya di turunan Pagojengan Kecamatan Paguyangan, Brebes.

Terakhir, 12 korban meninggal setelah truk pengangkut gula pasir melintas di flyover dan melintas di turunan panjang  hingga akhirnya menabrak pengendara lain di Desa Jatisawit, Kecamatan Bumiayu beberapa waktu lalu.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun telah rampung melakukan investigasi atas kecelakaan yang tidak hanya menelan korban jiwa, tapi juga rumah rusak dan kerugian materil lain.

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menuturkan ada beberapa faktor penyebab kecelakaan maut itu.

"Ada beberapa faktor yang berkontribusi mengakibatkan kecelakaan tersebut. Yang paling menonjol yakni beban truk yang berat hingga overload dan kemudian melaju di turunan flyover," kata Soerjanto saat di Brebes, Sabtu (9/6/2018).

Truk dengan beban melebihi kapasitas yang ditentukan hingga sekitar 80 persen itu melaju pada kecepatan 40- 50 kilometer perjam di turunana flyover dengan kemiringan cukup curam.

Setelah melewati turunan flyover, kendaraan harus melewati belokan dengan penyempitan jalan (bottle neck).

Usai flyover, kendaraan juga harus melintas turunan landai yang panjang dengan bentang sekitar dua kilometer.

"Truk yang tidak overload tidak masalah lewat flyover. Namun, jadi masalah saat truk overload melintas," ucapnya.

Menurutnya, truk dari arah selatan ke utara akan melintasi tanjakan pendek di flyover terlebih dahulu. Di titik itu, truk membutuhkan energi cukup besar.

Setelah melewati tanjakan dengan menancap gas dalam, truk melewati puncak flyover yang datar tapi hanya dengan panjang sekitar 10-15 meter.

"Setelah itu baru melewati turunan tajam. Dengan kondisi truk overload, rem bekerja di luar batas dan terlalu panas. Saya tidak mengatakan rem blong, tapi remnya tidak bekerja efektif lantaran truk yang overload," jelasnya.

Meskipun demikian, pihaknya akan meneliti lebih lanjut terkait sistem pengereman tersebut. Ada komponen truk yang akan dibawa dan diteliti lebih lanjut oleh KNKT.

"Kami akan melibatkan teman- teman dari ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk mengetes apakah memang terlalu panas dan ada perubahan struktur material sistem pengereman atau bagaimana. Atau memang ada kebocoran, akan kami periksa," kata Soerjanto.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved