Lulusan FISIP UI, Ternyata Ini Alasan Raditya Dika Tak Pernah Bikin Konten Politik
Sebagai alumnus Ilmu Politik, Radit mengaku ia masih mengikuti berita-berita tentang politik.
Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, I. Awaliyah Pimay
TRIBUNJATENG.COM - Najwa Shihab kemnbali mengunggah sebuah video di channel Youtubenya.
Dalam video Catatan Najwa kali ini, ia mengajak Raditya Dika untuk membahas soal politik.
Seperti yang diketahui, Raditya Dika merupakan sarjana Ilmu Politik dari Universitas Indonesia.
Sedangkan Najwa Shihab merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sambil memakan ayam geprek keduanya mulai membicarakan politik.
"Seberapa intens sama politik?" tanya Najwa memulai percakapan.
Sebagai alumnus Ilmu Politik, Radit mengaku ia masih mengikuti berita-berita tentang politik.
"Aku sebenarnya suka cari berita politik karena kebetulan kan kuliahnya Politik di UI. Muridnya Mas Eep. Karena belajar sama beliau suka bikin makalah jadi kebawa sampai sekarang suka ngikutin," jelasnya.
Namun selama ini, Raditya Dika tidak pernah membuat konten apapun tentang poltik.
"Tapi materi-materi kamu tu sebetulnya jarang yang nyerempet urusan politik kenapa? Sengaja karena anak muda ga doyan atau kenapa tuh?" tanya Najwa lebih lanjut.
Pria 33 tahun itu menuturkan jika semua anak muda harus melek politik.
Harus memiliki preferensi tentang dunia politik terlebih remaja-remaja yang berusia 18 tahun.
"Kalau menurutku, semua anak muda itu harus paham politik karena kalau misalnya kita anak muda di atas 18 tahun udah bisa milih jadi kita punya tanggung jawab untuk menentukan nasib kita sendiri," jelas Radit.
Radit tak memungkiri jika ia kecewa dengan remaja yang nyoblos tanpa adanya alasan yang kuat.
"Jadi aku paling males kalau ada anak-anak muda pas pemilu ada calon kanpilihnya cuma yang ganteng, cantik tanpa ada reasoning," ungkapnya.
Raditya menuturkan jika setiap orang harus memahami politik agar tidak dibodohi oleh kepentingan politik.
Suami Anissa Aziza itu kemudian meuturkan alasan tidak pernah menjadikan politik sebagai bahan dalam karya-karyanya.
Baik itu konten buku, materi stand up comedy, ataupun konten Youtube.
"Hubungannya kenapa aku ga pernah bikin konten yang ngomongin politik, karena aku ngerasa follower ku banyak," jelasnya.
Memiliki banyak pengikut di berbagai sosial media membuat Radit memposisikan diri sebagai media.
Yang mana media harus bersikap netral.
"Jadi aku ngerasa kalau aku adalah sebuah media dan media sudah seharusnya netral kalau kata aku," ujarnya.
Karena itu lah Radit tidak ingin pilihannya menjadi pengaruh bagi orang lain.
"Jadi aku menjaga itu banget karena aku nyadar kalau aku ngomong partai ini, caleg ini, atau politik ini orang pasti bisa terpengaruh,"
Selain itu, pria kelahiran 28 Desember 1984 ini juga menuturkan jika ada banyak kebutuhan politik yang diambilnya secara pribadi.
"Misalnya aku dukung figur A, aku simpan rapat-rapat di hati aku, terus dua atau tiga tahun berikutnya dia melakukan hal yang aneh menurutku yang membuat aku menyesal udah dulu mendukung dia, aku jadi mikir aku udah menggiring orang-orang ke penyesalan aku," terang Dika.
Penulis buku "Ubur Ubur Lembur" itu menambahkan jika tidak ada yang bisa ia percaya 100 persen di dunia politik.
Melihat fenomena yang ada di Indonesia, Radit menuturkan jika saat ini orang-orang Indonesia susah untuk menerima perbedaan pendapat.
"Menurut aku orang Indonesia zaman sekarang harus bersaudara, orang Indonesia nih gini kalau misal dia suka main Mobile Legend kalau ada yang main AOV di komentar mereka pada bilang bagusan Mobile Legend," kata Radit mencontohkan.
"Orang Indonesia kalau punya pilihan itu baper. Apapun preferensi politiknya kalau berbeda ya udah, ngapain memusuhi?" tutur penulis sekaligus sutradara itu.
Lebih lanjut Radit mengimbau agar pemilih bisa memilih dengan cerdas dan logis tanpa ada pengaruh apapun.
Alumnus Ilmu Politik Universitas Indonesia itu menuturkan jika dirinya tidak mau di-endorse secara politik.
"Biasanya sih kalau mau mendekati milennial harus mendekati idolanya dulu. Tapi aku ga mau kalau diendorse secara politik," tegasnya dalam video berdurasi lebih dari 14 menit itu. (*)