Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kesuksesan Imam Sarjidin Kembangkan Kopi Robusta Gondo Arum di Banjarnegara

Dalam satu dekade terakhir, persebaran tanaman salak di dataran tinggi utara Banjarnegara kian merata.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
khoirul muzaki
Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Dalam satu dekade terakhir, persebaran tanaman salak di dataran tinggi utara Banjarnegara kian merata. Para petani berlomba mengalihkan lahan mereka untuk ditanami bibit salak.

Mereka belajar dari pengalaman petani salak yang lebih dulu merasakan manisnya berkebun tanaman buah itu. Perawatan tak begitu susah, namun hasilnya melimpah dengan estimasi dua minggu sekali panen buah. Alhasil, sebagian besar lahan petani ditumbuhi pohon salak yang merimbun.

Bahkan, lahan-lahan miring yang mestinya ditanami kayu-kayuan pun kini dipadati tanaman salak.

Tetapi Imam Sarjidin, petani asal Dusun Gintung Desa Binangun Kecamatan Karangkobar tak silau dengan iming-iming itu.

Ia justru memilih menanam bibit kopi Robusta yang kurang populer bagi petani di Banjarnegara.

Ia dan keluarganya percaya diri mengembangkan tanaman kopi, meski petani lain tak menertarikinnya.

"Saya dapat bibit kopi dari Sumatera. Saya tanam di sini, kok cocok,"katanya

Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta
Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta (khoirul muzaki)

Masa tanam bibit kopi cukup panjang, sekitar dua tahun hingga buah bisa dipetik. Musim panen kopi juga lebih jarang, setahun sekali. Bagi petani yang tak sabar, menanam bibit kopi tentu bukan pilihan menarik.

Tetapi bagi Imam tidak demikian. Kopi memiliki kelebihan tersendiri di banding tanaman lain yang dikembangkan petani pada umumnya.

Tanaman ini tak membutuhkan perawatan yang ribet. Ia hanya sesekali memberikan pupuk organik ke tanaman untuk menunjang pertumbuhannya.

Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta
Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta (khoirul muzaki)

Ia pun tidak pernah kesulitan menjual hasil panen seiring dengan meningkatnya permintaan biji kopi.
Berbeda dengan jenis tanaman pertanian lain yang kerap anjlok saat panen raya tiba.

"Harga kopi itu relatif lebih stabil,"katanya

Di lain sisi, pilihan Imam menanam kopi berangkat dari kesadaran akan keseimbangan lingkungan.

Ia menyadari, sebagian besar wilayah Banjarnegara, termasuk desanya merupakan zona rawan longsor. Petani punya andil besar untuk membantu upaya pengurangan risiko bencana yang juga mengintai keselamatan mereka.

Di antaranya dengan menerapkan pola tanam yang ramah lingkungan. Bibit kopi adalah pilihan tepat untuk ditanam di lahan yang rawan pergerakan tanah. Tanaman itu memiliki akar tunggang yang mampu mengikat tanah sehingga tak mudah tergerus longsor.

Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta
Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta (khoirul muzaki)

Imam perlahan membuktikan keberhasilan usaha pertaniannya itu. Biji kopi Robusta petikan dari kebunnya diminati masyarakat hingga luar daerah.

Langkahnya perlahan diikuti oleh petani-petani lain di desannya yang mulai mengalihkan lahannya untuk ditanami kopi.

Sebagian besar warga, atau 100 an petani di dusun Gintung kini memiliki lahan kopi hingga desanya menjadi sentra penghasil kopi robusta di Banjarnegara.

"Kami lalu mendirikan kelompok petani kopi Gondo Arum tahun 2003. Kopinya dinamai Gondo Arum,"katanya

Kopi robusta Gondo Arum kian populer setelah Imam mengikutsertakan biji kopu terbaiknya pada kontes kopi bergengsi, Indonesia Specialty Coffe Contest. Kopi Gondo Arum meraih juara 3 tingkat nasional pada perlombaan tersebut.

Imam kini tengah mengembangkan bibit kopi varietas unggul yang dikembangbiakkan dari tanaman-tanaman kopi terbaiknya. Selain menjual biji kopi mentah dan bubuk atau kemasan, Imam juga menjual bibit kopi Robusta dengan harga variatif tergantung usia.

Bibit kopi yang dikembangkannya kini pun sudah mulai ditanam di wilayah kecamatan lain di Kabupaten Banjarnegara.

Dusunnya juga kerap jadi jujugan mahasiswa atau akademisi dari perguruan tinggi yang ingin belajar atau meneliti budi daya kopi Robusta.

Permintaan kopi robusta dari dusun Gintung terus meningkat. Tahun 2018 ini, pihaknya bahkan telah menerima permintaan kopi dari Jepang sebanyak dua ribu ton pertahun. Padahal, produksi kopi dari desanya baru mencapai 400 sampai 500 ton pertahun.

Untuk menembus pasar internasional bukan hal mudah. Selain kualitas biji kopi bagus, pihaknya harus memastikan lahan dan tanaman kopi bebas dari kandungan zat kimia yang dibuktikan dengan sertifikasi organik.

"Orang Jepang langsung cek kesini. Dicem unsur tanahnya, kadar kimianya,"katanya

Kini, saat banyak petani salak di Banjarnegara risau akibat harga salak yang sering anjlok, Imam dan petani kopi lain di desanya lebih berbahagia mendulang untung di balik pahitnya biji kopi Robusta.

caption, Imam Sarjidin, warga dusun Gintung desa Binangun Karangkobar Banjarnegara berhasil kembangkan kopi Robusta

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved