Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Spesialis Bedah RSUP Kariadi Semarang Ajarkan Cara Memotong Tumor Hati

Para peserta yang mayoritas dokter bedah tersebut diberi pembelajaran mengenai teknik baru.

Penulis: Restu Trisna Wardani | Editor: suharno
NET
Ilustrasi Hati 

Teknik-teknik bedah yang diajarkan hari ini, tambah dr Erik, belum banyak dikuasai dan dipelajari secara mendalam oleh para dokter-dokter bedah di Indonesia.

"Jadi kami menyelenggarakan ini supaya para dokter bedah tersebut bisa menguasai teknik dan melakukan teknik ini dengan baik. Sehingga tumor pada hati tersebut dapat tertangani dengan baik juga," papar dr. Erik.

Ia menjelaskan, kasus tumor hati terbanyak ada di Asia-Afrika. Bahkan, hampir 80 persennya.

Bukan di Eropa Amerika. Nah, teknik tersebut juga telah berkembang dengan baik di Jepang, Korea, Taiwan, bahkan juga Cina.

"Di negara ini belum sebaik di sana. Jadi harapan kami adalah bisa membantu menyebarkan teknik ini di Indonesia. Sehingga akan lebih banyak pasien yang tertolong juga kan," ungkapnya.

Jadi di setiap hati manusia itu, lanjut dr. Erik, memiliki pembuluh darah yang spesifik. Hati dibagi atas delapan segmen dan setiap segmennya memiliki pembuluh darah yang berbeda antara satu dengan yang lain.

dr. Erik menerangkan setiap segmen dari hati tersebut dapat dipotong sendiri-sendiri tanpa menciderai bagian yang lain.

"Misalnya nih kami mengajarkan memotong hati di segmen tujuh. Posisi segmen ini memang paling sulit, karena letaknya yang ditengah dan diatas, sangat dekat dengan pembuluh darah. Karena posisi yang sulit ini maka dulu, hampir separuh yang dipotong, kan berlebihan," terangnya.

"Nah, yang kami ajarkan sekarang ini hanyalah memotong di segmen tujuh saja. Jadi hanya sekitar 10 persen bagian hati yang akan terbuang. Tidak sampai 40 atau bahkan 50 persennya kan yang terbuang. Memang bagian hati yang paling sulit adalah di segmen tujuh dan delapan. Dan yang paling mudah adalah segmen lima dan enam," imbuh dr. Erik.

Untuk alat pemotongnya, dr. Erik menjelaskan, menggunakan alat khusus, yakni basic ultra sound.

Alat tersebut bekerja dengan gerakan cepat, membuat panas, dan langsung memotong. Sehingga pembuluh darah ketika dipotong akan langsung lengket.

Hal tersebut memang untuk meminimalisir pendarahan.

Sementara itu, ketua panitia acara 7th Semarang Digestive Week, dr. Ari Adrianto, SpB-KBD menambahkan, selain untuk menambah ilmu karena memang ilmu dalam dunia kedokteran khususnya bedah digestif selalu berkembang.

Juga untuk meningkatkan kompetensi dokter bedah digestif dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Ia menjelaskan, memang dalam praktinya menggunakan kadaver.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved