Warga Krapyak Semarang Ini Pertahankan Bisnis Wartel di Zaman Milenial. Begini Alasannya
Telepon umum atau yang biasa disebut wartel sangat jarang sekali ditemui pada era sekarang.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Saiful Ma'sum
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Semakin canggihnya media elektronik yang kemudian membawa perubahan drastis terhadap siklus kehidupan manusia, satu di antaranya bergerak dalam bidang komunikasi.
Perkembangan media komunikasi dari yang sederhana menggunakan secarik surat yang kemudian membutuhkan waktu lama untuk menanti sebuah balasan, kini sudah disulap 180 derajat.
Orang akan semakin mudah dan cepat berkomunikasi dengan menggunakan alat bantu canggih yang kita ketahui bersama disebut Handphone.
Tidak berhenti di situ saja, pergerakan dan perkembangan zaman khususnya dunia elektronik begitu pesat dan cepat.
Handphone yang semula membutuhkan kabel mulai tergantikan dengan telepon genggam yang lebih praktis.
Telepon genggam atau gadget dengan fitur canggih tersebar di mana mana.
Baca: Terapkan Germas, Kota Semarang Berstatus Bersih BAB Sembarangan
Bahkan kapanpun dan dimanapun Anda bisa dengan mudah memilikinya.
Fitur canggih pendukungnya semakin membuat enjoy penggunanya.
Bayangkan, dalam satu genggaman, anda bisa mengirim pesan, menelephon baik via suara maupun video call, hingga kecepatan akses dalam mencari suatu hal melalui internet.
Apalagi Anda disuguhkan dengan vasilitas kouta internet yang tak tanggung tanggung dengan harga yang relatif terjangkau.
Dari situlah, telepon genggam semakin bergerak mengungguli telepoon rumahan.
Meski belum punah, telepon yang masih menggunakan kabel ini sudah tidak sebanyak tempo dulu, terutama telepon umum.
Telepon umum atau yang biasa disebut wartel sangat jarang sekali ditemui pada era sekarang.
Bisa saja jumlahnya dapat dihitung oleh jari di masing masing daerah.
Dan ternyata, Kota Semarang masih mempunyainya. Wartel Mandasia namanya.

Warung telekomunikasi yang berada di Jalan Mandasia II Gang 1 No 312 Kelurahan Krapyak Semarang masih berdiri kokoh dan berfungsi baik.
Wartel tersebut sudah berdiri kurang lebih 15 tahun yang lalu, dan saat ini memiliki dua bilik untuk menelpon dan satu layanan fax.
Disampaikan Widyo Darmono selaku penanggungjawab wartel, dalam sehari rata-rata orang yang datang untuk menelepon antara lima sampai tujuh orang, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Kebanyakan si penelpon dalam negeri, kemarin ada yang menghubungi saudaranya ke Makkah yang haji, dan ada beberapa yang telepom ke Malaysia dan sekitarnya," jelas Widyo, Jumat (21/09/2018).
Menurut Widyo, masih berfungsinya Wartel Mandasia dikarenakan masih adanya permintaan yang menggunakannya.
Meskipun sudah banyaknya HP yang canggih, menurut Widyo masih banyak masyarakat yang membutuhkan, bahkan sangat membantu.
"Penggunanya bisa dari kalangan ibu rumah tangga, pengguna jalan, atau orang orang yang kehabisan pulsa," ujarnya.
Pria yang berdomisili tepat di samping wartel tersebut mengatakan bahwa keberadaan wartel masih dibutuhkan masyarakat.
Selain dari sisi lebih hemat, kekuatan jaringan tidak diragukan lagi.
Anda bisa menelephon ke sesama telephon rumahan atau telephon kabel dalam satu daerah, hanya dikenakan Rp 500 per 3 menit.
Sedangkan untuk ke luar wilayah dengan menggunakan kode wilayah hanya dikenakan Rp 789 per menit.
Anda juga akan terbantu lebih hemat manakala menelephon ke operator yang diproduksi Telkom.
"Nanti akan kelihatan bedanya dengan nelephon menggunakan lain operator, bisa mencapai 2x lipatnya," kata Widyo.
Wartel ini memang menurut Widyo diharapkan terus berfungsi dan bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan. (*)