Kunjungi Pameran Komunitas Arimbi di Hotel Gets Semarang, Ada Jejak Kok Poo
Hartono menjelaskan, murid Kok Poo ingin sekali memiliki regenrasi dan menyambung silaturahmi.
Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bare Kingkin Kinamu
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kok Poo, pelukis kelahiran Ambarawa 82 silam yang wafat pada bulan Agustus tahun ini menginspirasi murid-muridnya yang berdomisili di Semarang membuat pameran.
Hal tersebut diungkapkan oleh satu di antara beberapa murid Kok Poo.
"Kami mengadakan pameran bertajuk Nyambung Balung untuk menyambung silaturahmi murid-murid Kok Poo," tutur Pelukis Natural-Surealis, S. Hartono kepada Tribunjateng.com, Kamis (18/10/2018).
Pameran ini terakhir akan digelar hingga besok (19/10/2018) sekitar pukul 10.00 WIB di Hotel Gets Semarang Jalan MT Haryono.
Hartono menjelaskan, murid Kok Poo ingin sekali memiliki regenrasi dan menyambung silaturahmi.
Beberapa aliran lukisan dari murid Kok Poo dipamerkan dalam kesempatan ini.
Ada lukisan dari S. Hartono, Tommy, Ping Jiang, Giman Mastuo, Paminto, Yoyok Barokalloh, dan Arif Eko Cahyo.
Generasi murid pertama Kok Poo, Ping Jiang menjelaskan kepada Tribunjateng.com jika Kok Poo merupakan guru yang royal dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap kesenian.
"Kala itu jika ada yang datang ke rumahnya untuk belajar langsung disambut dengan tangan terbuka," jelas Ping Jiang.
Baca: Ganjar Pranowo Dapat Hadiah Lukisan saat Hadiri HUT Pramuka di Kabupaten Tegal
Sebagai generai pertama murid Kok Poo, Ping Jiang ingin di Semarang para pelukis surealis-naturalis kembali hidup.
"Bagi saya Kok Poo adalah guru yang sangat humble dan memiliki disiplin yang tinggi untuk murid-muridnya," jelas Ping Jiang.
Di pameran Arimbi ini, beberapa karya sketsa milik S. Hartono dipamerkan ada lukisan sket Gus Dur dan Mahatma Ghandi.
Bagi S. Hartono melukis adalah obat.
"Melukis adalah obat untuk terus berkarya dalam hidup," jelasnya.
Terlihat beberapa pengunjung di Hotel Gets tampak disket langsung oleh S. Hartono.
Untuk sket normal wajah S. Hartono mematok jasa sket Rp 300 ribu per wajah.
"Bagi saya seni adalah kepuasan," imbuh Hartono.
Beberapa murid Kok Poo malam ini berkumpul menghidupkan suasana keakraban yang diwariskan oleh Kok Poo.
Meski Kok Poo telah tiada karya-karyanya dan ilmu yang ia bagikan kepada muridnya abadi.
Kok Poo sendiri merupakan pelukis aliran natural-surealis, realis. Ia merupakan murid dari Dullah, pelukis tersohor pada masa Bung Karno.
Besok masih ada waktu untuk melihat lukisan ini, bagi Anda penikmat seni silakan berkunjung ke Hotel Gets Lantai 2 Jalan MT Haryono untuk menemukan jejak ilmu Kok Poo yang diturunkan kepada murid-muridnya.
Dari keterangan Ping Jiang, belajar melukis kepada Kok Poo di awal-awal akan dipandu untuk sketsa wajah.
"Awalnya sketsa wajah sebulan, dilanjut menggunakan cat, selanjutnya kita bebas melukis di ruang terbuka," jelas Ping Jiang.
Ping Jiang sendiri bergabung menjadi murid Kok Poo sejak 1990. Ping Jiang merupakan generasi pertama Kok Poo. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/menikmati-lukisan_20181018_215434.jpg)