1.060 Tabung LPG 3 Kg Bersubsidi Disalahgunakan Pengusaha Rumah Makan di Boyolali
PT Pertamina bersama Polres Boyolali menggelar konferensi pers terkait temuan penggunaan Gas Liquid Petroleum Gas (LPG) oleh pengusaha rumah makan
Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: galih permadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bare Kingkin Kinamu
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - PT Pertamina (Persero) bersama Polres Boyolali menggelar konferensi pers terkait temuan penggunaan Gas Liquid Petroleum Gas (LPG) oleh pengusaha rumah makan.
Gelar pers tersebut dilakukan di Rasa Mirasa Jalan A. Yani km 8 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (13/11/2018).
Dalam gelar pers itu disebutkan oleh Polres Boyolali telah ditemukan sejumlah 1.060 tabung LPG 3 kg bersubsidi yang disalahgunakan oleh pengusaha rumah makan di 219 titik.
Selain para wartawan, Pertamina juga mengundang para agen-agen penyalur LPG.
"Tim monitoring penyaluran LPG 3 kg kami, yakni Polres Boyolali berkoordinasi dengan Pertamina dan Pemda setempat. Kami menemukan penyalahgunaan LPG 3 kg bersubsidi di 219 lokasi usaha rumah makan dan industri pengolahan makanan di Kabupaten Boyolali," tutur Kasat Sabhara Polres Boyolali, AKP Edi Sukamto, SH MH kepada para wartawan saat konferensi pers.
Dari keterangannya, monitoring ini merupakan langkah untuk menyadarkan masyarakat, LPG 3 kg bersubsidi untuk kalangan kurang mampu.
Sales eksekutif LPG Rayon V PT Pertamina (Persero), Adeka Sangtraga menjelaskan dari 219 lokasi pengusaha rumah makan yang didatangi menghabiskan lebih dari 70 Metrik Ton (MT) atau setara dengan 23.000 tabung LPG 3 kg.
"Dengan estimasi yang sangat besar tersebut sangat tidak layak jika pengusaha rumah makan dan pabrik pengolahan makanan tersebut menggunakan LPG 3 kg bersubsidi yang peruntukannya bagi warga miskin dan pengusaha mikro," jelas Adeka Sangtraga.
Kepada Tribunjateng.com, Adeka Sangtraga menjelaskan jika sampai saat ini dilakukan edukasi kepada masyarakat tersebut melalui para agen-agen LPG.
"Monitoring ini sangat efektif. Ya kepada para pengusaha tersebut kami memberikan solusi para pengusaha tersebut bisa menukarkan LPG 3 kg bersubsidi dengan LPG non-subsidi bright gas 5,5 kg," jelas Adeka.
Hingga saat ini, sejumlah 474 tabung bright gas 5,5 kg telah tersalurkan kepada para pengusaha rumah makan pada 219 titik di Kabupaten Boyolali.
"Ke depannya diharapkan pengusaha lain yang masih menggunakan LPG 3 kg bersubsidi bisa segera beralih ke penggunaan LPG non subsidi," imbuh penjelasan Adeka.
Hal senada juga diungkapkan oleh Unit Manager Communication and CSR Marketing Operation Region V PT Pertamina (Persero), Andar Titi Lestari.
"Kami terus mengimbau kepada masyarakat dan para pengusaha bahwa Pertamina ini memiliki LPG non-subsidi yaitu bright gas dengan ukuran 5,5 kg dan 12 kg serta LPG untuk warga mampu ukuran 50 kg," jelas Andar.
Andar Titi Lestari mengungkapkan melalui tim monitoring merupakan satu di antara beberapa cara untuk mengurangi penyalahgunaan LPG 3 kg bersubsidi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/pt-pertamina-persero-bersama-polres-boyolali-menggelar-konferensi-pers.jpg)