3 Protes Keras PBNU Terkait Cuitan Dubes Arab Saudi hingga Desak Dipulangkan
PBNU mengelar konferensi pers dan menyatakan 3 sikap protes keras terkait cuitan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
"Berkumpulnya jutaan manusia dalam rangka persatuan Islam
Rakyat berkerja sama dalam rangka menjaga keamanan nasional
Dihadiri oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan, calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon
Diimbau kepada warga negara Saudi untuk tidak mendekati keramaian dan kemacetan yang berada di wilayah Monas tersebut."
Lantaran cuitan pertama Osamah telah beredar di media sosial, mendapat reaksi dari PBNU.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj memprotes tindakan Duta Besar Arab Saudi untuk Republik Indonesia, Osamah Muhammad Al Shuaibi telah mencampuri urusan politik Indonesia lewat cuitan Twitternya.
• Banjir di Jalan Protokol Kota Semarang, Kepala BPBD Sebut Perbaikan Saluran Drainase Belum Kelar
• Citilink Buka Rute Baru Jakarta-Samarinda
• Pangdam dan Kapolda Papua Pimpin Langsung Penyelidikan Tewasnya 31 Pekerja Pembangunan Jembatan
Menurut Ketua Umum PBNU, komentar Osamah dalam akun twitternya yang kemudian dihapusnya itu telah melangkahi wewenangnya.
"Dalam pandangan kami Osamah telah melakukan pelanggaran keras diplomatik yakni mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangannya," tegas KH Said Aqil Siroj, dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Senin (3/12/2018).
Padahal Indonesia adalah negara yang memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan Kerajaan Arab Saudi (KSA).
Terlebih, 20 persen dari total jamaah haji di Arab Saudi merupakan rakyat Indonesia.
Diketahui, Kegiatan Reuni 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018), menyajikan pemandangan yang unik.
Peserta yang sebagian besar hadir sejak Sabtu (1/12/2018) malam itu berasal dari segala usia. Mulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.
Pantauan Tribunnews.com, tak sedikit para peserta yang memboyong keluarganya.
Rata-rata mereka datang berkelompok dari suatu daerah dengan menggunakan kendaraan secara bersama.
Hal itu terlihat dari bus-bus yang nampak diparkir di sepanjang kawasan Salemba hingga Jalan Kramat Kwitang.