Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prabowo Sebut Negara Bisa Punah, Fahri Hamzah: Kajian Serius Malah Dicibir

Fahri Hamzah mengomentari pidato calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal negara bisa punah Fahri menyindir orang yang mencibir

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
The Economist Via Kompas.com
Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto berbicara sebagai keynote interviewee di di acara “The World in 2019” Gala Dinner yang digelar oleh Majalah The Economist di Hotel Hyatt, Singapura, Selasa (27/11) 

Sedangkan keuntungan pemodal bisa naik 5-7 kali lipat dlm tahun yg sama. Makanya Indonesia banyak memiliki konglomerat yang masuk orang2 terkaya dunia dan mereka menjadi elit ekonomi yang membangun kekuatan dan kendali dengan dengan dukungan elit politik.

Global Wealth Report merilis 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% kekayaan penduduk. Dan 10% orang terkayanya menguasasi 75,3% kekayaan total penduduk Indonesia.

Sehingga ketika Prabowo mengatakan ekonomi kita di kuasasi segelitir elit, itu sangat masuk akal dan gejala ini bukan hanya terjadi di Indonesia, ini sudah menjadi isu dan permasalahan global. Sudah banyak elit dan para intelektual bicara tentang ini.

Sekali lagi, suara pak @prabowo di Indonesia sangat relevan dan sangat mewakili suatu kecemasan. Beliau adalah anak begawan ekonomi Prof. Sumitro Djoyohadikusumo dan keluarga yang sangat “melek” dengan ekonomi suatu negara.

Beliau juga mengurai apa yang juga saya urai dalam buku saya tentang income percapita 4000 USD. Saya malah menemukan angka 3800USD. Maka jika pendapatan inti didominasi oleh yg 1% maka kalau mereka dikeluarkan sisanya adalah 1900USD. Belum lagi faktor hutang.

Gejala pemusatan ekonomi ada di mana2. Gerakan occupy wall street (2011) di New York akarnya adalah ketimpangan. Slogan ”We are the 99%” yang disuarakan para demonstran merujuk pada ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan di AS antara orang-orang kaya (1%)

Gerakan ini menjadi masif, bahkan Stiglitz dalam bukunya The Price of Inequality menyebut peristiwa gerakan menumbangkan rezim di seluruh dunia, bahkan Arab Spring pun, disebabkan oleh akar ketimpangan ekonomi. Apakah ketimpangan akan menjadi gerakan politik di sini?

Kita tidak mau Indonesia mengalami apa yg dialami oleh negara2 Eropa barat sekarang. Ketika kecemasan menjadi perasaan umum. Sehingga sedikit saja pemerintah salah rakyatnya ngamuk. Gerakan #JaketKuning di Perancis hanya dipicu oleh kenaikan BBM sekali saja. #NegaraBisaPunah

Karena itu, pidato @prabowo adalah jalan keluar dan sekaligus katarsis bagi yg cemas bahwa kecemasan itu ada yang mewakili. Kita Harus memikirkan ini, kita harus atasi ini. Negara dalam ketimpangan adalah negara dalam ancaman kepunahan. #NegaraBisaPunah

Apalagi jika ketimpangan akibat Penguasaan elit ekonomi dan politik atas kekayaan negara harus dihentikan jika kita tidak mau menjadi negara gagal. Reformasi dan pembenahan institusi ekonomi dan politik menjadi mutlak dilakukan. Agar kekuatan dan kekayaan tersebar merata.

Semua institusi harus dibuat sedemokratis mungkin, tidak boleh ada institusi yang tak tersentuh. Semua harus terbuka aksesnya bagi masyarakat. Perbankan harus inklusif dalam menyalurkan kreditnya bahkan partai politik pun harus terbuka siapa pemodalnya.

Inilah saran dari Acemoglu dalam bukunya Why Nation fail. Meski Apa yang dikatakan Acemoglu tersebut sudah sering diungkap oleh Founding father kita, Bung Hatta. Meski kita sendiri mengabaikannya. Koperasi misalnya tak menjadi Soko guru perekonomian kita. #NegaraBisaPunah

Bung Hatta meletakkan dasar berekonomi negara ini dengan falsafah demokrasi ekonomi, yaitu ekonomi yang bersumber dari, oleh dan untuk rakyat. Penguasaan ekonomi oleh segelintir elit jelas bertentang dengan falsafah itu.

Maka, pidato @prabowo sebagai keturunan para pendiri koperasi dan perbankan sejak zaman dahulu adalah legitimate. Tapi karena beliau akan bertarung menuju kursi kekuasaan tertinggi di Republik ini, biarkan beliau bertarung dengan narasi itu.

Sebagai calon presiden, @prabowo memang harus mengurai solusinya secara lebih nyata. Pidato itu adalah gugatan sekaligus proposal agar apa yg dicemaskan justru dapat kita atasi. Kepemimpinan adalah jawaban dan bisakah Prabowo meyakinkan rakyat? Selamat berjuang!," tulisnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved