Unggah Foto, Ifan Vokalis Seventeen Ingin Lekas Bertemu Dylan Sahara Ucapkan Selamat Ulang Tahun
Ifan vokalis Seventeen ingin segera bertemu istrinya, Dylan Sahara dan ucapkan selamat ulang tahun.
Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
Saat kejadian, Ifan bersama anggota Seventeen lainnya sedang konser di Tanjung Lesung Beach Resort Banten atau sekitar Pantai Carita.
Ifan mengatakan dia sempat terombang ambing di laut selama dua jam dan hampir menyerah.
Ifan Seventeen juga mengungkap bahwa dia sempat melihat rekannya, Oky dan Bani Seventeen .
"Sampai di pinggiran pantai, mencari keluarga dan keluarga seventeen, saya melihat jenazahnya Mas Oky dan Mas Bani kayaknya dalam keadaan terpejit dan sudah dipinggirin warga," ujar Ifan.
Dijelaskan Ifan saat kejadian ia tengah menyanyikan lagu kedua.
"Tiba-tiba panggungnya terbalik, kita jatuh, menelan air laut, berlumpur, kita tergulung-gulung, kepala kepentok penuh besi," ungkap dia.
"70 persen terlempar ke daratan, sebagian besar selamat, namun 30 persen terlempar di laut sebagian besar meninggal, karena saya melihat kepanikan, tampak orang saling menenggelamkan satu sama lain," ujar Ifan.
Ifan menceritakan bahwa dirinya berhasil mengait box dan menjauh dari kerumunan.
"Saya agak menjauh dari kerumunan orang yang ada di tengah laut, selang beberapa menit suasana sepi dan ternyata sudah meninggal semua," ujar Ifan.
Tsunami Selat Sunda Fenomena Langka
Sementara itu, Dilansir Tribunjateng.com dan Tribunnews, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BMKG Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tsunami yang terjadi di wilayah Selat Sunda merupakan fenomena langka, karena tidak ada gempa bumi yang memicunya.
"Fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian," ujar Sutopo.
Sutopo menjelaskan, tsunami yang menerjang wilayah Pantai Anyer dan Lampung Sabtu malam kemungkinan terjadi akibat longsor bawah laut, karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Ia menjelaskan, Badan Geologi mendeteksi pada Sabtu (22/12) pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali, dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.
Namun, seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan). Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor, sehingga memicu tsunami.
"Dampak tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda. Dampak tsunami menyebabkan korban jiwa dan kerusakan," ujar Sutopo.