Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Film Krakatoa The Last Days Kisahkan Gunung Krakatau Meletus 1883, Letusan Dahsyat Sebelum Tsunami

Sinopsis Krakatoa The Last Days, film dokumenter tentang Gunung Krakatau meletus 1883.

Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
KOLASE TRIBUN JATENG
Film Krakatoa The Last Days, film dokumenter tentang Gunung Krakatau meletus tahun 1883 

TRIBUNJATENG.COM -  Pada135 tahun yang lalu tepatnya tahun 1883 Gunung Krakatau meletus dahsyat dan melahirkan Gunung Anak Krakatau.

Meletusnya Gunung Krakatau divisualkan melalui film dokumenter yang dirilis oleh BBC berjudul "Krakatoa The Last Days".

Film Krakatoa The Last Days dibuat berdasarkan catatan saksi mata letusan Krakatau pada 27 Agustus 1883 silam.

Film ini dirilis tahun 2006, disutradarai oleh Sam Miller.

60 juta ton lava dan magma dimuntahkan dari mulut Gunung Krakatau.

Krakatoa The Last Days menggambarkan sejarah letusan Gunung Krakatau.

Ceritanya berdasarkan seorang ilmuan Geologi dari Belanda bernama Rogier Verbeek yang mengalami sendiri kejadian itu.

Video Asal-usul Gunung Anak Krakatau, Tumbuh Cepat 4 Meter per Tahun

Pertumbuhan Kerucut Gunung Anak Krakatau Sangat Cepat, Akankah Meletus Dahsyat Seperti Tragedi 1883?

Prof Dr JA Katili: Lebih Lama Gunung Api Beristirahat Akan Lebih Dahsyat Letusannya.

Letusan Gunung Krakatau 1883 Bisa Jadi Kunci Jawaban Lenyapnya Benua Atlantis

Foto-foto Lawas Kelahiran Gunung Anak Krakatau 1929, Mulai Tumbuh dari Kedalaman Laut 180 Meter

Kesaksian Pejabat Hindia Belanda Tentang Gunung Krakatau Meletus 1883, Sebabkan Tsunami

Catatan dari korban selamat juga dijadikan bahan naskah film Krakatoa The Last Days.

Letusan Krakatau tahun 1883 merupakan letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah setelah letusan Gunung Tambora.

Letusan Gunung Tambora terjadi 68 tahun sebelum Gunung Krakatau meletus.

Krakatoa The Last Days juga menceritakan tentang sebuah keluarga yang melarikan diri dari letusan Gunung Krakatau.

Sebuah kapal dengan jumlah penumpang lebih dari 100 orang terjebak di tengah laut ketika reruntuhan akhir Gunung Krakatau saat itu.

Akhir dari erupsi menghasilkan tsunami besar.

Willem Beyerinck seorang Pengawas Bank Kapas yang bertugas di Desa Katimbang.

Tahun 1883 Desa Katimbang dihuni oleh penduduk asli dan kolonial Belanda.

Willem tinggal bersama istrinya, Johana Beijerinck, dan tiga anaknya.

Letusan Gunung Anak Krakatau sehari setelah tsunami Banten yang berhasil dipotret awak Susi Air.
Letusan Gunung Anak Krakatau sehari setelah tsunami Banten yang berhasil dipotret awak Susi Air. (ISTIMEWA)

Willem juga memiliki juru tulis bernama Tokaya yang membantu mengelola Bank Kapas.

Dalam cuplikan film yang beredar, Willem dan istrinya menghadiri sebuah acara pembukaan pasar.

Dalam hati, Johana mempunyai firasat hal besar akan terjadi.

Namun saat ditanya sang suami, Johana mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

Kemudian sebuah letusan besar menggemparkan warga yang hadir.

Warga-warga berlarian, Willem berkomunikasi dengan petugas yang lain.

Willem memerintahkan sersan-sersan untuk mengambil barang dan menjaga gudang.

Tidak hanya itu, Willem juga meminta jalur terbuka menuju Batavia.

Willem kemudian meminta istrinya untuk pergi mencari tempat yang tinggi.

Willem menjelaskan pada sang istri bahwa dia tidak bisa pergi karena pekerjaannya.

Setelah letusan reda, warga mendekat ke bibir pantai.

Air laut menjadi lebih rendah dari biasanya.

Ikan-ikan terdampar di pinggir pantai.

Tak berselang lama gelombang tsunami mulai ke arah penduduk.

Warga berlarian menyelamatkan diri.

Beralih ke Rogier Verbeek, pada 1883 ia mengunjungi keluarga Schuiit yang tinggal dan bekerja di mercusuar setelah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik Gunung Krakatau.

Seorang anak laki-laki bernama Josef memperlihatkan temuannya yakni batu apung.

Josef mengatakan, dia menemukannya di pantai.

Namun Rogier tidak menyadari bahwa batu apung yang ditemukan Josef merupakan pertanda bahaya.

Berikut video cuplikan film Krakatoa The Last Days

Akibat letusan Krakatau dan tsunami, 36.500 jiwa tewas.

Tercatat pada tahun 1927, selat sunda Gunung Krakatau kembali meletus.

Pemeriksaan setelah tahun 1930 grafik batimetrik dibuat pada 1919 menunjukkan bukti tonjolan indikatif dari magma dekat permukaan dapur, yang dikenal dengan Gunung Anak Krakatau.

Seperti yang diramalkan Verbeek, gunung baru akan terbentuk. (iam/tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved