Puskesmas Manyaran Semarang Punya Segudang Inovasi Kesehatan, Jadi Percontohan
Berdasar Surat Keputusan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, mulai 18 Desember 2018, Puskesmas Manyaran menjadi puskesmas percontohan.
Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Faizal M Affan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berdasar surat keputusan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mulai 18 Desember 2018, Puskesmas Manyaran menjadi puskesmas percontohan.
Puskesmas yang berada di Jalan Abdulrahman Saleh no. 267, Kembangarum, Semarang Barat ini juga sudah mendapatkan akreditasi Puskesmas Utama.
Saat ditemui Tribunjateng.com, Rabu (1/1/2019) pagi, Kepala Puskesmas Manyaran, Sufarkhah (56), mengatakan sempat tidak percaya jika dinobatkan sebagai puskesmas percontohan.
"Awalnya ya sempat tidak percaya. Tapi karena ini amanah dari dinas, maka kami akan menjalankan tugas sebaik-baiknya. Terutama dalam melayani masyarakat," terangnya.
• Integrasi Pemegang Jamkesda dan Kartu Karanganyar Sehat Ke BPJS Kesehatan
Menurut Farkhah panggilannya, Puskesmas Manyaran memenuhi syarat dengan sarana dan prasarana yang memadahi. Terutama porsi SDM yang mencakup pelayanan masyarakat.
"Sumberdaya dokter dan perawat di sini cukup. Lalu sarana yang ada untuk menunjang kebutuhan pasien juga cukup. Tetapi untuk penyakit tertentu yang tidak bisa kami tangani, tentu akan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Misalnya RSUD Tugurejo Semarang," ucapnya.
Ternyata tak hanya itu saja. Pusekesmas Manyaran juga memiliki segudang inovasi yang memudahkan masyarakat. Farkhah mengatakan inovasi yang ada terbentuk karena ada masalah di tengah masyarakat.
"Inovasi ini bertujuan untuk menyehatkan masyarakat. Seperti inovasi Daster Bumil. Yakni sebuah program pendampingan ibu hamil hingga menyusui," tuturnya.
Kemudian ada pula inovasi Remas-remas Manyaran. Yakni program penyuluhan kepada remaja di tingkat kelurahan. Tujuannya tentu untuk menekan angka pengguna rokok, pengidap HIV baru, dan penyakit lain yang sering muncul saat remaja.
"Kami juga mempunyai inovasi Palapa (Paguyuban Lansia Produktif dan Aktif). Mulai dari tingkat RW sampai Kelurahan ada kelompoknya. Sekitar 200 lansia yang terdaftar di paguyuba ini kami berikan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan tiap bulan. Seminggu sekali, kami juga ajak mereka untuk senam," imbuh Farkhah.
Tak cukup itu saja. Ada pula inovasi Brownis Rasa Cokelat. Yakni dokter dan perawat yang ada di Puskesmas Manyaran diajak untuk memberikan penyuluhan kesehatan.
"Dahulu kami sering adakan siaran. Kemudian banyak puskesmas di Semarang tertarik. Akhirnya kami jadwal ulang jadi sebulan dua kali. Saat siaran kami juga kerap melakukan tanya jawab kepada pendengar," beber Farkhah.
Dari inovasi-inovasi yang dibuat Puskesmas Manyaran membuktikan angka kematian bayi di wilayah Semarang Barat nihil sepanjang tahun 2018. Selain itu, lansia juga mendapatkan pendampingan secara ketat.
"Karena mereka rentan terhadap penyakit-penyakit seperti hipertensi dan diabetes. Justru yang menjadi perhatian kami saat ini adalah penyakit ispa (batuk, flu, sesak nafas). Karena tercatat paling tinggi di tahun 2018," tambahnya.