Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Keluhkan Sistem Orderan, Para Driver Go-Car Segel Kantor Gojek

Puluhan driver Go-Car menyegel sementara kantor PT Gojek Cabang Pontianak, Jl Urai Bawadi, Pontianak Kota, Senin (14/1/19) siang.

Editor: m nur huda
Tribun Pontianak
Puluhan driver Go-Car menyegel sementara kantor PT Gojek Cabang Pontianak, Jl Urai Bawadi, Pontianak Kota, Senin (14/1/19) siang. 

“Setiap kali diprotes jawaban mereka hanya sistem, sistem, dan sistem. Mereka seakan tidak mau tahu apa keluhan driver,” tutur Rama kecewa.

Rama mengatakan bahwa penyegelan ini hanya sebagai simbolis untuk menyatakan bahwa deiver sudah bertindak tegas terhadap ketidak adilan regulasi yang berlaku, dan sangat merugikan driver.

Rama berharap agar pihak Gojek kedepan agar lebih peka terhadap perasaan yang dialami para pekerjanya, dan segera mengabulkan tuntutan-tuntutan yang dilayangkan sebelumnya.

“Dari uang bonus Rp 300 ribu dipotong jadi Rp.130 ribu, kita masih mau kerja. terus dipotong lagi jadi Rp.125 ribu, kita pun masih mau kerja. Dan yang terakhir, kita dipersulit dengan sistem baru yang merugikan ini,” tutur Rama.

Ketua Organisasi Driver Online Siswono mengatakan, aksi yang dilaksanakan kali ini adalah aksi solidaritas teman-teman driver gojek yang berada disekitar Pontianak dan sekitarnya.

Siswono menjelaskan bahwa pada aksi ini, merela menuntut agar PT. Gojek membatalkan upgrade aplikasi versi yang baru, karena pada pembaruan aplikasi kali ini dianggap merugikan mereka.

"Semenjak PT. Gojek meng upgrade aplikasi dari versi yang lama ke versi yang baru, kita merasa seperti ada kecurangan yang disinyalir dilakukan dengan sengaja oleh PT. Gojek," ujar Siswono.

Ia mengatakan pada aplikasi versi terbaru ini sistem pembagian orderan untuk saat ini secara kasat mata bisa dihitung.

"Hitungannya juga sangat kecil, yakni hanya 10 persen dari jumlah driver yang bisa mendapatkan orderan mencapai titik insentif," imbuhnya.

Jadi kata dia lagi, PT. Gojek memberlakuan sistem insentif pada point 10, dan point 14. Sementara para driver sangat kesulitan untuk mencapai itu, "karena dengan versi aplikasi yang sekarang, kita sangat susah mendapat orderan," ujarnya.

Siswono mengatakan lagi, 10 persen dari driver yang bisa mencapai titik insentif tersebut, biasanya bisa mendapatkan orderan mencapai 20 orderan. Sementara 90 persen driver lain tidak mendapatkan orderan yang memadai. Bahkan ada yang tidak dapat sama sekali selama seharian penuh.

“Untuk yang 90 persen lain, paling mendapatkan satu, dua orderan. Bahkan ada yang tidak mendapat orderan sama sekali. Ini yang menjadi kecurigaan kami terkait ada kecurangan dengan pembaruan sistem aplikasi saat ini,” ungkapnya.

Berdasarkan itu Siswono menilai, semenjak diberlakukannya sistem baru yang disinyalir curang tersebut, dirinya bersama rekan-rekan driver meyatakan menolak dan memberontak sistem baru yang sudah berlangsung selama satu bulan ini.

Oleh sebab itu, ia bersama rekan-rekan lainnya akan mengambil langkah tegas jika tidak ada tindak lanjut dari manajemen PT. Gojek.

"Kami menolak dan berontak, karena dengan kecurangan ini. PT. Gojek meraup keuntungan yang berlimpah dari kami para driver, sementara kami dari para driver merasakan sengsara dan dirugikan dengan sistem orderan seperti ini,” tuturnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved