Ira Koesno Moderator Debat Pertama Pilpres 2019, Bikin Kontroversi Jelang Kejatuhan Soeharto
Sosok Ira Koesno moderator debat pertama Pilpres 2019 menjadi perhatian publik.
Dalam wawancara itu, muncul istilah "cabut gigi" yang merujuk permintaan terhadap turunnya Soeharto saat Orde Baru di pengujung kuasa.
Sarwono ketika itu menanggapi kondisi pemerintahan menghadapi gelombang demonstrasi mahasiswa.
Untuk mengobati pemerintahan yang "sakit gigi", menurut Sarwono, maka perlu dicabut giginya yang sakit, yang merujuk pada Presiden Soeharto.
Akibat tayangan ini, Ira Koesno mendapat sanksi.
Meski begitu, kariernya sebagai pembawa acara tetap berlanjut.
Pada 2004, Ira Koesno mendapatkan mandat dari KPU untuk menjadi moderator pada sesi debat perdana Pilpres 2004.
Tahun itu merupakan sejarah karena untuk kali pertama Indonesia menggelar pemilihan presiden secara langsung.
Dilansir dari harian Kompas edisi 1 Juli 2004, dalam acara debat 1 jam 30 menit tersebut, yang tampil sebagai panelis adalah peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo, Dekan Fakultas Ekonomi UI Aditiawan Chandra, dan Rektor Universitas Diponegoro Eko Budihardjo.
Pertanyaan muncul dari berbagai panelis ke calon kandidat, tapi kebanyakan dari mereka hanya sepakat dan menambahkan pernyataan salah satu kubu.
Bahkan, Ira Koesno sempat menekankan respons atas jawaban calon lain harus disertai alasan setuju atau tidak setuju.
Dalam menjawab penyampaian paparan program dan juga jawaban atas pertanyaan panelis kerap kali batas waktu yang disediakan terlewati.
Ira Koesno berkali-kali menegur kandidat karena melebihi waktu yang ditentukan.
Setelah saat itu, namanya seketika tak tersentuh media.
Ternyata dia membuat jasa konsultan.
Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 30 April 2008, tak kembali ke layar kaca, Ira sibuk dengan usaha jasa konsultan media dan kehumasan bernama Irakoesno Communications.