Muwardi Shock Ada Selang di Ginjalnya, Tambah Shock Dengar Penjelasan Dokter Soal BPJS
Muwardi (51) shock saat diberi tahu ada selang memanjang dari ginjal hingga kandung kemihnya.
TRIBUNJATENG.COM, PONTIANAK - Muwardi (51) shock saat diberi tahu ada selang tertinggal yang memanjang dari ginjal hingga kandung kemihnya.
Sebelum mengetahui ada selang di dalam tubuh, warga Dusun Keramat I, Desa Kuala Dua, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat, ini selalu mengeluarkan darah saat buang air kecil.
Muwardi menduga keberadaan selang ini akibat kelalaian dokter yang pernah menanganinya saat operasi batu ginjal pada 24 Juli 2017 silam.
Rabu (6/2/2019), dia bertemu dengan dr R Dadan Mochammad Ramdhan SpU yang pernah mengoperasinya tersebut.
Muwardi datang ke Poli Urologi RS Bhayangkara Polda Kalbar menemui dr Dadan dengan keluhan nyeri di perut kanan dan hematuria atau kencing mengeluarkan darah.
• 5 Fakta Pria Tewas Seusai Makan Durian dan Minum Kopi, Kronologi hingga Penjelasan Dokter
• Tidur, Obat Mujarab Penghilang Rasa Sakit, Ini Hasil Penelitiannya
• LIPUTAN KHUSUS : Deteksi Dini untuk Ketahui Gejala Penyakit Kanker daripada Terlambat
• Awalnya Dikira Sakit Gigi Biasa, Warga Pekalongan Ini Tak Menyangka Mengidap Kanker Rahang
Penjelasan dr Dadan mengenai keberadaan selang di dalam tubuhnya membuat Muwardi shock.
Ia mengaku berdebar-debar dan berkeringat dingin.
Bukan apa-apa, membayangkan besarnya biaya yang diperlukan untuk tindakan operasi.
Muwardi mengatakan, saat itu dr Dadan menjelaskan bahwa dia tidak menerima pasien BPJS lagi.
Sontak saja Muwardi menangis.
Kekagetan juga dialami sang istri, Sittiyah (44), yang tak bisa tidur semalaman setelah mengetahui suaminya harus menjalani operasi tanpa tanggungan BPJS Kesehatan.
Sittiyah sempat bertanya kenapa saat operasi batu ginjal penanganan suaminya bisa ditanggung BPJS Kesehatan, pada 2019 ini tak lagi ditanggung BPJS.
"Kami belum datang ke rumah sakit untuk operasi karena kendala biaya. Semalaman saya tidak tidur memikirkannya," ujar Sittiyeh di rumahnya, Kamis (7/2/2019).
Selama ini, Sittiyah tak tahu ada selang yang dipasang di dalam tubuh suaminya.
Begitu pula Muwardi.
Mereka mengaku tidak mendapat penjelasan bahwa selang itu harus dilepaskan.
Yang dia tahu, hanya sebuah selang kencing yang sudah dilepaskan.
“Selama ini bapak sehat-sehat saja. Maka kami mengira sudah tidak ada lagi selang di tubuh suami saya,” lanjutnya.
Sittiyeh menceritakan, sehari-hari suaminya harus menahan sakit saat kencing.
Ia berharap selang yang ada di dalam tubuh suaminya bisa diangkat.
Ia juga berharap biaya operasi sang suami dapat ditanggung BPJS Kesehatan.
“Kami tidak ingin memperpanjang masalah ini karena kami orang kecil. Yang jelas, kami minta secepatnya mendapat solusi terkait biaya operasi yang belum kami ketahui jumlahnya," harapnya.
Ditemui terpisah, dr Dadan membantah jika selang yang membujur dari ginjal kanan sampai ke kandung kemih pasien tersebut tertinggal saat proses operasi.
“Saya akui memang pasien tersebut pernah saya lakukan tindakan pemasangan selang DJ Stand pada tanggal 24 Juli 2017 lalu. Disebut DJ Stand karena bentuknya double J, yang mana dari ujung ke ujung melingkar sperti huruf J agar selang itu tidak berubah posisi ke atas dan ke bawah. Selang tersebut memang sengaja dipasang di badan pasien bertujuan untuk menolong si pasien itu sendiri,” papar dr Dadan di ruang kerjanya di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Polda Kalbar.
Ia menjelaskan dari hasil pemeriksaan medis pada Juli 2017 lalu terungkap bahwa Muwardi memiliki tiga batu ginjal.
Dua batu ginjal berada di dalam ginjal sebelah kanan.
Satu batu ginjal menyumbat di bagian saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih.
“Batu ginjal yang menyumbat di saluran penghubung itu menyebabkan aliran sisa filter ginjal tidak dapat mengalir ke kandung kemih. Batu yang menyumbat saluran ginjal tersebut juga menyebabkan peradangan. Akhirnya ginjal menjadi bengkak dan pasien merasa nyeri,” papar dr Dadan.
Jika dibiarkan, kata dr Dadan, semakin lama kondisi pasien akan semakin parah karena terjadi gangguan eliminasi urine.
Atas pertimbangan itulah disarankan untuk dilakukan tindakan pemasangan selang.
“Semua tindakan operasi pasti ada prosedurnya. Tidak mungkin pasien tidak menerima penjelasan terkait apa yang akan dipasang, berapa biayanya dan apa saja resiko tindakannya. Sebelum dioperasi ada yang namanya informed consent. Pasien atau penanggung jawab pasien menandatangani persetujuan tindakan,” paparnya.
Di situ dijelaskan semua terkait tindakan tadi sebelum operasi dilakukan.
Jika pasien atau penanggung jawab tidak menandatangani informed consent, operasi tidak akan dilakukan.
“Saat tindakan penghancuran batu ginjal, saya tidak ada melakukan pembedahan karena yang digunakan adalah laser. Jadi alat itu dimasukkan ke alat kelamin sampai saluran dan target yang dituju. Usai dihancurkan, batu ginjal yang di saluran penghubung tadi yang jadi masalah selanjutnya adalah peradangannya,” paparnya.
Peradangan menyebabkan perubahan diameter saluran menjadi menyempit.
Dipasanglah DJ Stand itu untuk menjaga agar ukuran saluran penghubung itu tetap konsisten.
“Setelah dipasang selang tadi, dua batu ginjal masih ada didalam ginjal kanan. Tidak saya hancurkan dengan harapan akan turun ke saluran agar penghancuran lebih mudah dan minim risiko,” lanjutnya.
Menurutnya, seusai dioperasi pasien seharusnya rutin datang konsultasi.
“Pasien saya bukan cuma dia sendiri. Pasien saya banyak. Tidak mungkin saya menelepon dia untuk mengingatkan konsultasi. Kan sudah dijelaskan jadwalnya sebelum pasien diizinkan pulang. Saya ingat betul pasien ini ada konsul beberapa kali. Karena merasa tidak ada keluhan akhirnya tidak datang-datang lagi,” paparnya.
Ia menduga, pasien ini salah kaprah terkait penjelasan selang yang harus dilepaskan dalam tempo tiga bulan itu.
Karena selain selang di dalam badan pasien, juga ada selang kencing yang dipasang.
Sebelum pulang, selang kencing telah dilepaskan.
“Mungkin saja mereka menduga sudah tidak ada selang lagi di badannya karena sudah dilepaskan. Padahal yang dilepaskan adalah selang kencing. Seharusnya pasien ini rutin datang untuk konsultasi. Bisa saja karena merasa sudah sehat mereka pikir tidak perlu konsultasi lagi. Hingga 1,5 tahun baru merasakan dampaknya,” kata dr Dadan.
Kebanyakan pasien dr Dadan datang kembali padanya setelah hematuria atau kencing mengeluarkan darah.
Selama tidak ada keluhan, pasien lupa jika masih ada selang di badannya.
“Rabu, pasien datang ke poli urologi bertemu saya. Setelah di-USG nampak jelas masih ada selang di badannya. Saya terkejut kenapa bisa kejadian seperti ini. Saya khawatir karena sudah menahun, ujung selang itu sudah mengkristal. Tidak bisa dilepaskan dengan mudah, harus dilakukan pembedahan. Pembedahan maksud saya di sini bukan ginjalnya saya belah-belah melainkan di bawah ginjal itu akan saya berikan perlukaan sedikit untuk memberi ruang penghancuran kristal itu,” paparnya.
Pembedahan adalah opsi kedua jika terpaksa.
“Pertama, saya akan berusaha mengambil tindakan minim risiko yakni dengan menggunakan laser yang dimasukan melalui saluran ginjal. Saya juga sudah menjelaskan kepada pasien jika memungkinkan dua batu ginjal yang ada sebelumnya akan saya buang sekalian,” jelasnya.
Dia mengakui Muwardi dan istri terkejut mendengar akan dilakukan tindakan operasi.
“Mungkin kendala mereka adalah biaya. Sudah saya jelaskan bahwa saya sudah memutuskan sementara kerjasama dengan BPJS. Banyak kendala yang tidak bisa saya sebutkan sehingga saya memutuskan sementara kerjasama dengan BPJS," terang dr Dadan.
Namun, dia menyatakan jika pasien kekurangan biaya seharusnya berbicara sehingga bisa dicarikan solusinya.
Bagaimanapun, Muwardu harus segera menjalani tindakan pelepasan selang tersebut. (*)
Abai Kontrol
24 Juli 2017
Muwardi menjalani operasi batu ginjal ditangani dr R Dadan Mochammad Ramdhan SpU
*Sebelum operasi Muwardi dan keluarga menandatangani persetujuan tindakan
*Selang dipasang berbentuk double J dari ginjal hingga kandung kemih
*Usai operasi Muwardi diwajibkan kontrol ulang.
*Setelah dua kali konsultasi, Muwardi tak pernah lagi memeriksakan diri
Februari 2019
Muwardi merasakan sakit saat buang air kecil, bahkan mengerluarkan darah.
Rabu, 6 Februari 2019
Muwardi dan istri bertemu dr R Dadan setelah 1,7 tahun tak pernah kontrol
Setelah di-USG, diketahui selang di dalam tubuh Muwardi belum diangkat
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Muwardi Harus Dioperasi Mengangkat Selang dari Ginjal, Sang Istri Menangis dan Tak Tidur Semalaman