KISAH NYATA : Penjual Bensin Tunanetra Nafkahi Tiga Anak, Dari Dirampok hingga Ditipu Pembeli
Menjalani hidup sebagai tunanetra sejak lahir tidak membuat Tarsono patah semangat. Dia sempat ganti-ganti pekerjaan demi menafkahi istri
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
Kini dirinya dikarunia 3 anak semuanya perempuan.
Anak pertamanya sudah menikah dengan dikarunia 1 anak. Sedangkan dua yang lain masih berumur 11 dan 3 tahun.
• TERBARU : Hasil Survei indEX, Menurunnya Elektabilitas PDIP dan Peluang Dua Partai Baru
"Istri saya tunanetra juga. Kerjaannya kini di rumah mengurus anak-anak," ujar Tarsono.
Setelah menikah, Tarsono kembali lagi ke Jakarta. Bertahan hanya 2 tahun saja, ia lantas kembali ke Semarang dan menetap di Semarang. Keduanya lantas kembali membuka praktik pijat tunanetra hingga tahun 2015.
Pada tahun tersebut, Tarsono mencoba beralih profesi lantaran sepi pelanggan. Ia kemudian meminjam sejumlah uang untuk modal berdagang jajanan ringan.
Dia susuri kampung-kampung di Kota Semarang. Namun nahas, bukan untung yang didapat justru dagangannya habis tanpa menyisakan uang. Kehidupan keluarganya semakin terpuruk kala itu.
"Habis dagangan, gak tau uangnya kemana. Belum bayar kontrakan, biaya sekolah hingga makan sehari-hari. Terpaksa ngutang sana sini," terang Tarsono.
Pada tahun 2016 awal, Tarsono mengaku mulai berat melanjutkan hidup akibat lilitan hutang. Ia mengaku sempat putus asa ingin mengakhiri hidupnya.
"Saat itu saya salat dan mengadu kepada Allah. Setelahnya fikiran saya terbuka. Saya meminta rido kepada Yang Maha Menciptakan untuk meminta-minta di jalanan," terangnya mengenang.
Dia menjalani jadi peminta-minta karena terpaksa dan terdesak kebutuhan untuk bayar utang.
"Bukan mengapa, saya hanya berusaha melunasi hutang saya. Itu saja tujuan saya," lanjutnya.
Sekitar 2 tahun Tarsono jalani sebagai peminta di jalanan, hutangnya terlunasi.
Bahkan bulan Mei tahun 2018 dia bisa mengumpulkan uang Rp 16 juta. Dana itu digunakannya sebagai modal usaha.
Namun lagi-lagi nahas, ia ditipu oleh seseorang yang mengaku ingin memberikan bantuan kepada keluarganya.
Seorang laki-laki, datang menghampirinya. Orang tersebut menawarkan bantuan sebesar Rp 5 juta dengan syarat melihat KTP dan KK keluarganya.