Polisi Didesak Usut Aktor Intelektual Pembakaran Motor di Temanggung
Kuasa hukum para tersangka, Catur Sulistyo, meminta polisi mengusut tuntas kasus hingga ke aktor intelektual
Penulis: yayan isro roziki | Editor: m nur huda
Kuasa hukum para tersangka, Catur Sulistyo, meminta polisi mengusut tuntas kasus hingga ke aktor intelektual
TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Temanggung dan tim Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, berhasil mengungkap kasus teror pembakaran dua sepeda motor di Temanggung.
Kasatreskrim Polres Temanggung, AKP Dwi Haryadi, saat gelar perkara Mapolres setempat, Sabtu (23/2/2019) mengungkapkan, dua orang tersangka yang diamankan polisi adalah Budi Waluyo (38) alias BW serta Eko Santoso (31) alias ES. Keduanya merupakan warga Dusun Dermonganti, Desa Ketitang, Kecamatan Jumo.
"Keduanya ditangkap di tempat terpisah," sambung Dwi.
Disinggung mengenai motif pembakaran, Kasatreskrim mengaku saat ini polisi masih terus mengembangkan kasus ini.
Menurut dia, sementara ini keduanya diduga merupakan suruhan, dari seseorang yang memendam sakit hati kepada korban.
"Terus kita dalami dan kita kembangkan," tuturnya.
Ia menambahkan, kedua tersangka dijerat menggunakan Pasal 187, jo Pasal 55, jo Pasal 56 KUHP.
"Dengan ancaman kurungan penjara maksimal 12 tahun," pungkasnya.
Sementara itu, tersangka BW mengaku hanya menjalankan perintah dari seseorang berinisial R, yang juga masih satu desa, tetapi berbeda kampung, dengan korban maupun para tersangka.
• Pelaku Pembakaran Kendaraan di Temanggung Tertangkap, Bensin Dimasukkan dalam Botol Topi Miring
Menurut BW, ia dan ES diiming-imingi bayaran Rp1 juta untuk memberi 'pelajaran' kepada Sungkono.
"Saya hanya disuruh R untuk memberi pelajaran kepada korban, dengan imbalan Rp1 juta. Karena korban dianggap sudah sering melontarkan kata-kata tak baik, menyinggung dan membuat sakit hati R," aku BW.
Diakui, ide membakar sepeda motor juga datang dari R. Ia dan ES pun menyanggupi permintaan R, lantaran sedang butuh uang. "Diminta untuk itu, saya terdesak, butuh uang, akhirnya ya disanggupi saja," akunya.
Masih menurut BW, ia hanya membakar satu unit sepeda motor, yakni Suzuki Tornado. Ia tak menyangka, bila si jago merah turut pula menghanguskan satu unit sepeda motor lain yang juga diparkirkan di teras Sungkono.
"Yang saya bakar hanya satu," katanya.
• Tersangka Pembakaran Motor di Temanggung: Saya Disuruh dan Dibayar Seseorang Berinisial R
Disinggung mengenai apakah ada motif politik dalam kasus ini, ia mengaku tak tahu-menahu. "Saya gak tahu ada motif politik atau tidak, bilangnya hanya itu, karena korban melontarkan kata-kata tak baik," ucapnya.
Kuasa hukum para tersangka, Catur Sulistyo, meminta polisi mengusut tuntas kasus ini dan tak berhenti hanya dengan ditangkapnya dua orang tersangka ini. Menurutnya, polisi harus menangani kasus ini hingga tuntas.
"Jangan berhenti di dua orang ini, polisi harus tuntaskan hingga ke aktor intelektual. Mereka ini kan hanya orang suruhan, yang dibayar di lapangan," ucapnya.
Terlebih, kata Catur, tersangka sudah mengaku dan menyebutkan siapa aktor intelektual di balik teror pembakaran sepeda motor di teras rumah Sungkono.
"Sudah jelas, ada pengakuan tersangka siapa orang yang menyuruh mereka. Nama dan alamatnya jelas, harus diusut tuntas," tegasnya.
Ditambahkan, para tersangka awalnya memang diiming-imingi imbalan Rp1 juta untuk dua orang. Namun, setelah beraksi dan dianggap berhasil, si aktor intelektual berinial R, menambahi upah keduanya menjadi Rp1,5 juta.
• Pengakuan Tersangka Pembakar Motor di Temanggung: Kami Dibayar Rp 1 Juta
Disinggung mengenai apakah ada motif politik dalam kasus ini, Catur tak mau terburu-buru mengambil kesimpulan. Menurutnya, ia menyerahkan pengungkapan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
"Jangan terburu-buru menyimpulkan, biarkan polisi bekerja menuntaskan kasus ini, nanti jika sudah terungkap semua, akan jelas motif sebenarnya," tandas Catur.
Ia pun memaklumi, bila saat ini polisi terkesan sangat berhati-hati dalam menangani kasus ini.
"Ini kan tahun politik, tak tepat melangkah sedikit saja isu yang berkembang bisa bermacam-macam," tuturnya. (yan)