Kisah Asal Mula Syair I’tiraf Abu Nawas, Doa yang Menyentuh Hati
Asal mula Syair I'tiraf sebagai doa Abu Nawas untuk merayu Tuhan, menjadi syair dan pujian yang populer di kalangan muslim.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG – Syair I'tiraf adalah doa Abu Nawas untuk merayu Tuhan, menjadi syair dan pujian yang populer di kalangan muslim.
Syairnya indah, membuat siapa saja yang membacanya secara khidmat ingin meneteskan air mata.
Misalkan pada baris pertama syair yang berarti, “Wahai Tuhanku, hamba tak pantas menjadi penghuni surga.
Namun, hamba pun tak sanggup menjadi penghuni neraka.”
Apakah ada yang tahu kisah di balik doa Abu Nawas ini?
Dalam kumpulan cerita Kisah 1001 Malam Abu Nawas Sang Penggeli Hati, asal mula syair i’tiraf dijelaskan.
Alkisah ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama.
Orang pertama bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Abu Nawas menjawab, “Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.”
“Mengapa?” kata orang pertama.
“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan,” kata Abu Nawas.
Orang kedua bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
Jawab Abu Nawas, “Orang yang tidak mengerjakan keduanya.”
“Mengapa?” kata orang kedua.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan,” kata Abu Nawas.